JOMBANG – Setelah pada tahun 2019 Bupati Jombang, Hj. Mundjidah Wahab mengikrarkan bahwa hari jadi Pemerintah Kabupaten (Pembab) Jombang bertepatkan dengan pemisahan wilayah dari Kabupaten Jombang pada 21 Oktober 1910. Rasanya sedikit menggoreskan senyum kebanggaan sebagian besar masyarakat di Kota Santri ini. Sedianya pada tahun ini akan dijadikan momentum perayaan awal bertepatan 110 tahun usia Pemkab Jombang namun karena berbarengan dengan musibah pandemi Covid-19 seperti urung.

Meskipun demikian harus melihat daripada optimisme yang dibangun dari kesadaran untuk berubah menjadikan Telatah Kebo Kicak ini semakin lebih baik dalam menatap tatantangan yang semakin global di era milenial ini. Di dalam dua tahun kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Jombang, Hj. Mundjidah Wahab dan Sumrambah. Ternyata sudah banyak yang telah di torehkan, bahkan tidak menutup kemungkinan akan semakin lebih besar jikalau tak terselimuti awan gelap Covid-19.

Pelayanan perijinan secara terpadu, melalui sistem dan aplikasi bisa diakses secara online. Selain itu juga ada Bupati Melayani Warga (Bulaga) dalam rangka mendekatkan pelayanan ke masyarakat.

Diantaranya di sektor pertanian, pembasmian hama yang merusak tanaman pangan padi mulai dikembalikan sebagaimana yang ada dalam ekosistem. Misalnya ketika membasmi hama tikus, maka akan digalakan pos burung hantu di setiap lahan pertanian. Harapannya tentu tak lain pembasmian hama penganggu tersebut bisa secara alamiah tak sampai merusak kelestarian lingkungan dalam jangka panjang.



Demikian pula di sektor pendidikan, pemberian seragam gratis kepada peserta didik merupakan salah satu inovasi yang dihadirkan. Tujuannya tak lain mengurangi beban orangtua peserta didik yang mesti mengeluarkan biaya tambahan ketika buah hatinya naik tingkat jenjang pendidikan. Sementara itu untuk pedagang kaki lima pun tak luput dari perhatian Pemkab Jombang, kedepan akan direlokasi dengan penataan yang lebih rapi dan baik. Tentu akan memberikan dampak yang positif terhadap citra Jombang di mata khalayak.

Baca Juga: Pasar Tradisional Beralih Online Upaya Memutus Penyebaran Korona

Kalau di sektor kesehatan, penuh perhatian dan ketulusan menangani Covid-19 agar tak sampai semakin merambah penyebarannya. Selain itu renovasi RSUD Jombang dan pembangunan RSUD Ploso adalah yang nyata tampak serta dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat.



Tak ketinggalan pula potensi daerah terus dibenahi dan dikembangkan. Selaiknya sentra susu sapi di Desa Galengdowo, Kecamatan Wonosalam. Nantinya akan dibuat sebuah bentuk pengolahan yang higenis dan profesional, sehingga akan semakin membuka pasar bahkan pemodal.

Melalui Program Jombang Berkadang (Program Berkarakter dan Berdaya Saing) 200jt/desa yg diarahkan untuk kegiatan dlm rangka menjaga nilai-nilai kemanusian yang telah menjadi karakter masyarakat Jombang agar selalu dipertahankan dan dibangun. Fokus penanganannya antara lain Peningkatan Produksi pertanian (Berusaha), Pendidikan Usia Dini (Belajar), Kenyamanan Beribadah (Saleh), Jombang Sehat, Pengembangan Kesenian (cita rasa), Pelestarian Budaya (syukur) dan upaya penanggulangan kemiskinan dan sanitasi (peduli).

Pelayanan perijinan secara terpadu, melalui sistem dan aplikasi bisa diakses secara online. Selain itu juga ada Bupati Melayani Warga (Bulaga) dalam rangka mendekatkan pelayanan ke masyarakat.



Sedangkan dari segi infrastruktur fisik, sebelumnya telah direncanakan memperelok lagi tata kota sehingga lebih nyaman. Restrukturisasi Jalan KH. Wahid Hasyim Jombang, merubah Tirtawisata menjadi Taman Perdamaian, hingga pembanguanan jembatan di Sungai Brantas.

Kesemuanya terhenti sejenak karena sejauh ini fokus dalam penanganan Covid-19. Meskipun begitu segala persiapan telah dirancang sehingga ketika wabah ini berakhir, dapat lekas bergegas menjalankan program-program tersebut sejalan dengan visi yang dicanangkan yakni menjadikan Jombang berkarakter dan berdaya saing.

Reporter/Foto: Rahmat Sularso Nh./Istimewa 

*) Data dan keterangan di peroleh dari BAPPEDA Jombang.
Lebih baru Lebih lama