Supartini Tri Woroningrum*

Ceklek..ceklek.. Terdengar suara pintu kelas tempatku berada dibuka oleh seseorang. Aku rasa dia adalah penjaga sekolah ini. Udara dingin pagi hari menyelinap. Aku berpikir pagi ini pasti anak-anak akan masuk sekolah lagi.

"Senangnya kita ada yang menempati lagi," seru salah satu bangku di sudut ruangan.

Aku tersenyum, berharap hal yang sama.

"Aku sudah bosan suasana sepi. Kangen suara ceria anak-anak," seru bangku di belakangku.

Diikuti anggukan bangku yang lain. Teman-teman mulai berisik sampai terdengar suara sepatu mendekati ruang kelas kami.

"Ssttt, diam!" Seruku. Serempak mereka mematuhi perintahku.

Seseorang memasuki ruang kelas tempatku berada. Aku sangat mengenalnya. Walau hari ini dia terlihat berbeda, memakai kain penutup wajah, tapi aku tak lupa gerak-geriknya. Dia guru di kelas ini. Dia mendekat ke arahku karena letakku di depan meja guru. Setelah meletakkan tas hitam yang dipakai di kursinya, dia mengambil kemoceng yang menempel di dinding sebelah kananku.

Mulai membersihkan debu-debu yang menempel di tubuh kami. Dia tidak melepas maskernya, mungkin khawatir debu mengganggu pernapasannya. Setelah tubuh kami dirasa bersih, dia menuju pojok ruangan. Tempat buku-buku ditata rapi. Membersihkan setiap sudutnya dan mulai menyapu lantai ruang kelas. Aku lega ruang kelas ini dibersihkan. Sudah beberapa minggu dibiarkan tak berpenghuni. Penuh debu dan sesak karena tak pernah dibuka. Aku mengamatinya dari tempatku berada.

Setelah semua dibersihkan dan membuang kertas-kertas yang berserakan di tempat sampah, dia kembali menuju mejanya. Mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Benda berbentuk sepertiku tapi lebih kecil. Aku ingat, anak-anak dulu menyebut benda itu laptop. Dia sedang sibuk mengerjakan sesuatu. Kadang mengetik, sekilas dia terlihat memainkan benda kotak yang lebih kecil lagi di tangannya.

Kembali menatap laptop di depannya. Tiba-tiba suaranya mengagetkan kami. Dia berbicara sambil menghadap benda kotak itu. Seperti sedang menerangkan sesuatu kepada muridnya. Menyapa mereka, mengajak berdoa, memberi tugas. Ah, aku rindu suasana itu. Tapi kali ini mengapa dia berbicara dengan benda kotak itu. Memang ada siapa di dalamnya. Apa muridnya sekarang sudah berganti menjadi benda itu. Aku dan teman-teman saling pandang. Tak mengerti apa yang terjadi.

Terdengar suara sepatu mendekat. Kulihat dia berhenti berbicara ketika seseorang itu membuka pintu. Seorang perempuan berjalan anggun ke arahnya. Aku tak dapat melihat jelas wajahnya karena tertutup masker. Bau semerbak mewangi memenuhi ruang kelas ketika perempuan itu datang. Cantik pikirku.

"Hai, Bu Tri kok di dalam kelas saja sih." Suaranya renyah.

"Iya nih, Bu Fara. Saya masih menyiapkan video pembelajaran untuk anak-anak," jawab Bu Tri.

"Oh, ya sudah saya ke kantor dulu ya," ucapnya sambil berlalu meninggalkan kelas. Tok..tok..tok.. Suara sepatunya masih terdengar walau dia telah menjauh.

Sejenak suasana kelas kembali hening. Terdengar lagi suara langkah kaki mendekati ruang kelas. Membuka pintu. Seorang laki-laki paruh baya memasuki ruangan.

"Assalamualaikum, Bu!"

"Wa'alaikumsalam," jawab Bu Tri.

"Tolong tugas laporan ini panjenengan kerjakan. Nanti dikirim ke WA saya nggeh," kata seseorang itu memerintah.

Kulihat Bu Tri hanya mengangguk dan mulai mengerjakan sesuatu.

Setelah orang yang memberi perintah tadi pergi. Kuarahkan pandangku ke luar kelas. Matahari sudah mulai menghangat. Cuaca terlihat cerah pagi ini. Biasanya anak-anak sudah memasuki ruangan. Mengapa sampai sesiang ini tidak ada yang datang. Kami menunggu, namun sampai tengah hari tidak ada satu siswa pun yang terlihat. Kami kecewa ternyata sekolah belum berjalan normal.

Hanya guru kelas itu saja yang tak beranjak dari tempat duduknya. Mengambil makanan dan botol minuman dari dalam tasnya. Mulai mengunyahnya perlahan sambil sesekali tangannya mengetik sesuatu. Selesai makan dia meminum air putih di botolnya. Menutup laptop dan membersihkan mejanya. Dengan santai dia berjalan meninggalkan kelas tempat kami berada. Kami di dalam ruangan hanya bisa saling berpandangan.

* Mengajar di SD Negeri Tapen Kecamatan Kudu Kabupaten Jombang.
Lebih baru Lebih lama