NGORO – Penggalan lagu legendaris dari Koes Plus itu bila ditelaah ada benarnya juga. Setiap daerah mamiliki kekayaan alam sendiri, sehingga tak mengherankan saat era penjajahan banyak yang mengeruk untung dari hasil bumi Nusantara.
Namun seiring bergulirnya waktu, pola pemanfaatan yang tidak tepat menjadikan kesuburan tanah menjadi berkurang. Bahkan akibat perilaku yang kurang peka terhadap kondisi lingkungan, cepat atau lambat berujung pada kerusakan.
Keadaan itulah yang membuat Ahmad Habibul Amin, seorang penggagas Bengkel Bumi di Pondok Pesantren Fathul ‘Ulum, Ngoro, resah. Andaikan dibiarkan tanpa ada perhatian dan tindankan konkrit, bisa dipastikan kerusakan alam bakal merugikan segala sendi kehidupan.
Basis gerakan yang tersentra kepada santri di Pondok Pesantren Fathul ‘Ulum semakin mudah untuk diajak dan digerakan ke arah positif. Apalagi diketahui dalam ajaran Agama Islam pun menjaga lingkungan merupakan sebuah kebaikan.
“Semua berpangkal pada cara pikir yang terlanjur keliru. Oleh karena itu, kami mencoba mengubah pola pikir yang instan dengan mendalami dan memperhatikan prosesnya dengan benar,” terang Ahmad Habibul Amin.
Sementara itu pengelola Bengkel Bumi, Rizqi Hamid juga sepakat dengan hal itu. Sehingga Bengkel Bumi itu bertujuan untuk memperbaiki kesehatan bumi dengan cara-cara yang alami.
Rizqi Hamid mengatakan, “Penggunaan bahan kimia seakan sudah menjadi kewajiban, walaupun bisa mengundang bahaya besar di depan.”
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Pembelajaran Praktik SMK Tetap Berjalan
Basis gerakan yang tersentra kepada santri di Pondok Pesantren Fathul ‘Ulum semakin mudah untuk diajak dan digerakan ke arah positif. Apalagi diketahui dalam ajaran Agama Islam pun menjaga lingkungan merupakan sebuah kebaikan. Selanjutnya aksi itu diwadahi dengan diberikan cara-cara teknis dalam menjaga lingkungan, khususnya di sektor Agraria.
Di mulai dengan membuat pupuk yang terbebas dari bahan kimia, yakni dengan cara menampung limbah rumah tangga. Berikutnya ketika sudah jadi dimanfaatkan untuk menyuburkan tanaman, minum hewan ternak, maupun penyehatan air kolam ikan.
Ahmad Habibul Amin menjelaskan kalau seseorang diajak berproses dari awal hingga tuntas, maka rasa menghargai atas yang dilakukan lebih tinggi. Demikian pun sewaktu membuat pupuk alami, bersinggungan langsung dengan kehidupan maka jauh peka kepeduliannya terhadap bumi.
“Kami memang awalnya membuat pupuk alami karena digunakan untuk alam. Bersyukur hasilnya maksimal dan lebih jauh dapat digunakan sebagai pemberdayaan ekonomi,” pungkas Ahmad Habibul Amin.
Untuk memperoleh pupuk organik dari Bengkel Bumi tidaklah sukar. Cukup bergabung dengan koperasi, karena pupuk tersebut tidak diperjualbelikan untuk meraih keuntungan semata.
Reporter/Foto: Chicilia Risca Y.