GUDO – Setiap peserta didik pastilah memiliki keunggulan potensi yang akan sangat bermanfaat untuk mengasah jati dirinya. Oleh karena itu SDN Blimbing I Gudo sangat serius dalam mengasah potensi peserta didiknya. Diantaranya dengan mengkombinasikan dengan kesenian daerah yakni karawitan.

Kepala SDN Blimbing I Gudo, Sunari, S.Pd mengakatakan, “Sangat disayangkan apabila potensi peserta didik tidak diwadahi dan diarahkan. Itu adalah tugas sekolah untuk memetakan dan menfasilitasinya. Seiring dengan itu melalui kesenian karawitan sebagai upaya kecil menjaga kelestariaannya.”

Kegiatan berkesenian mampu memberikan dampak positif utamanya pada peserta didik yang membantu prestasi secara non-akademis, maupun akademis. Dari hasil tersebut bisa dipergunakan mendaftarkan ke jenjang SMP yang diinginkan melalui jalur prestasi.

Sejak tahun 2018 sudah sangat serius untuk membina peserta didik yang memiliki kemampuan di bidang kesenian asli Jawa ini. Bekerjasama dengan guru pendamping dan pembina yang telah terampil di karawitan maka akan mudah menjalankannya dan berbagi tugas. Guru pendamping berusaha melakukan pendekatan personal membantu pembinanya. Selanjutnya dalam pelatihannya tidak akan mengalami kesulitan yang berarti.

Pembina Kesenian SDN Blimbing I Gudo, Yuli Prayitno, S.Pd. menuturkan, “Secara umum, mayoritas peserta didik sangat memiliki potensi khususnya dalam bidang seni. Tahapan berproses sudah tak ada rasa enggan antar peserta didik, pendamping, dan pembina. Selain dapat menumbuh kembangkan potensi, juga mampu mengasah kepercayaan diri.”

Baca Juga: SDN Gedangan Mojowarno Lakukan Pendekatan dari Hati ke Hati

“Kegiatan berkesenian mampu memberikan dampak positif utamanya pada peserta didik yang membantu prestasi secara non-akademis, maupun akademis. Dari hasil tersebut bisa dipergunakan mendaftarkan ke jenjang SMP yang diinginkan melalui jalur prestasi. Selain itu nilai adilihung dalam karawitan akhirnya melesap menjadi sebuah karakter yang baik,” terang Yuli Prayitno.



Bahkan karena kerap bermain karawitan, peserta didik akhirnya memiliki daya pikir yang seimbang. Artinya, dalam setiap kesempatan mampu mempertimbangkan dengan baik. Mulai dari pembelajaran hingga berkaitan dengan tindakan dalam berinteraksi.

“Agar semakin masuk ke minat peserta didik, tidak menutup kemungkinan mengkolaborasikan dengan lintas kesenian atau genre lain. Misalkan berinovasi dalam penggarapan campursari relegi. Membuat peserta didik kian termotivasi akan tantangan baru,” tutup Yuli Prayitno.

Reporter/Foto: Chicilia Risca Y.

Lebih baru Lebih lama