JOMBANG – Dunia penulisan dan penerbitan adalah entitas yang tak terpisahkan. Bagi orang-orang yang bergelut dalam dunia kepenulisan, mampu mencapai garis penerbitan merupakan sebuah tujuan. Banyak penulis yang memiliki cita-cita untuk bisa menerbitkan tulisannya ke dalam buku.

Penulis asal Jombang, Robi’ah Machtumah Malayati menyatakan bahwa sesungguhnya menulis dan menerbitkan buku memang bisa mendapatkan pemasukan. Namun pemasukan itu masih belum bisa dijadikan sebagai yang utama.

“Namun keberhasilan seorang penulis itu sebenarnya bukan ketika karyanya berhasil dibukukan kemudian diterbitkan, melainkan ketika penulis berhasil menemukan ending (akhir) dari cerita atau tulisan yang dibuatnya,” ujar Robi’ah Machtumah Malayati dalam diskusi virtual melalui Instagram bersama akun @dhrcreatemedia pada Sabtu (22/8).

Menerbitkan buku melalui penerbitan maryor dan indie memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Meski begitu, perempuan berhijab itu memaklumi bahwa seorang penulis tetap memiliki keinginan untuk menerbitkan karyanya dalam sebuah buku. Bahkan saat ini penulis sudah lebih memiliki banyak pilihan untuk menerbitkan bukunya. Tidak harus selalu melalui penerbit besar (mayor). Namun, saat ini penulis juga bisa menerbitkan bukunya sendiri melalui penerbitan mandiri (indie).

Robi’ah Machtumah Malayati lantas memberikan penjelasan bahwa menerbitkan buku melalui penerbitan maryor dan indie memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Penerbitan mayor seleksinya lebih ketat dan sulit. Ada kriteria khusus yang dimiliki oleh tim redaksi. Namun kelebihannya penulis tidak perlu turut memikirkan hal-hal di luar teknis penulisan. Sementara jika diterbitkan secara indie, penulis masih harus mengurus keseluruhan prosesnya.

“Untuk penerbitan indie, penulis harus memiliki branding diri yang kuat dan bisa memanfaatkan komunitas yang dimiliki untuk memasarkan dan mempromosikan bukunya. Itu yang belum bisa saya manfaatkan secara maksimal ketika menerbitkan novel secara indie,” tambah Robi’ah Machtumah Malayati.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Melanda Mutu Pendidikan Wajib Terjaga


Saat sesi tanya jawab, salah seorang penanya @firzahummarazaan memberikan pertanyaan apakah bisnis buku sulit sementara menghidupkan minat baca saat ini sulit, Robi’ah Machtumah Malayati dengan terus terang bahwa hal tersebut memang sulit. Namun sebagai seorang penulis, semangat untuk mendapatkan kesempatan lain dengan mengembangkan kapasitas diri menjadi nilai plus lain dalam proses kepenulisannya.

Perempuan berkacamata itu kemudian memberikan masukan jika ingin menggeluti dunia kepenulisan, hendaknya menulis dengan bebas dan bahagia. Jangan sampai tertekan. Bercerita dari kisah-kisah yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Karena sejatinya menulis bisa memberikan beragam manfaat, selain menciptakan karya juga bisa diajadikan jalan untuk mengeluarkan kepenatan pikiran.

“Jika tulisan-tulisan itu bisa menghasilkan, anggap sebagai hadiah atau bonus atas apa yang sudah dikerjakan,” tutup Robi’ah Machtumah Malayati.

Peresensi: Fitrotul Aini

Lebih baru Lebih lama