JOMBANG – Tahun 2020 tampaknya menjadi tahun yang kelam untuk negeri ini, tidak terkecuali dengan Jombang. Hal ini tak lepas dari adanya wabah Covid-19 yang hingga kini belum juga usai. Bahkan pasien positif datang silih berganti. Selama Oktober 2020, grafik pasien yang positif teserang virus dari Wuhan, Tiongkok itu kian meningkat.

Melihat kondisi tersebut, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jombang, dr. Achmad Iskandar Dzulqornain menilai sudah saatnya bergerak guna melakukan testing (penemuan kasus). Selanjutnya mengidentifikasi penularannya atau tracing. Terlebih lonjakan yang terjadi hampir setiap hari, sehingga masyarakat harus lebih sadar dan memahami bahaya Covid-19.

“Dulu masih mudah penangannya, karena langsung ditemukan kasus di suatu wilayah dan akhirnya menjadi klaster penyebaran. Tetapi sekarang berbeda, wajib ditelusuri jejak perjalanan dan interaksinya. Walaupun terasa sukar, namun hal ini akan efisien dalam penanganan, khususnya di Jombang. Apalagi kini Covid-19 tidak menunjukkan gejala seperti dulu,” terang dr. Achmad Iskandar Dzulqornain.

Selain terus memantau perkembagan terbaru penyebaran Covid-19, kami juga menelusuri penyebarannya sehingga sedari dini bisa teratasi dan tak sampai menjadikan klaster baru lagi.

Langkah selanjutnya, dilakukan treatment yang dapat dilakukan mandiri dengan isolasi ataupun ke RSUD Jombang apabila memiliki penyakit lainnya. dr. Achmad Iskandar Dzulqornain pun melihat sekarang ini kesadaran masyarakat Kota Santri semakin besar dalam memeriksakan dirinya untuk memastikan terjangkit Covid-19 atau tidak dengan melakukan rapid test maupun swab mandiri.

dr. Achmad Iskandar Dzulqornain berpesan agar masyarakat taat menjalankan protokol kesehatan, “Sekarang ini bukan saja 3M, tetapi sudah 4M. Penjabarannya mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, dan menjaga kesehatan fisik.”

Baca Juga: BPJS Kesehatan Kenalkan Program Relaksasi Iuran dan Pandawa

Dikonfirmasi terpisah, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Jombang, Budi Winarno membenarkan bila dalam kurun waktu terakhir saat wawancara dilakukan (15/10) melalui pesan WhastApp penularan cukup cepat. Namun hal itu bukanlah dalam satu waktu yang sama. Melainkan ada pula hasil dari akumulasi pemeriksaan sebelumnya dan saat dikeluarkan hasilnya swab­ bersamaan.

“Selain terus memantau perkembagan terbaru penyebaran Covid-19, kami juga menelusuri penyebarannya sehingga sedari dini bisa teratasi dan tak sampai menjadikan sebuah klaster baru lagi,” jelas Budi Winarno.

Reporter/Foto: Chicilia Risca Y./Istimewa

Lebih baru Lebih lama