JOMBANG – Keberadaan pamong belajar dan penilik dalam dunia pendidikan sangatlah vital. Dua jabatan ini secara langsung memberikan supervise jalannya roda pendidikan di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) maupun SD. Hasil visitasinya di lembaga pendidikan akan menjadi dasar sentuhan perbaikan yang diharapkan dari visi dan misi pendidikan nasional.

Namun data yang dilansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI masih terdapat kekurangan dalam pamong belajar dan penilik. Setidaknya dibutuhkan pamong belajar sebanyak 13.090 orang dan 19.623 penilik di seluruh Indonesia.

Guna menutupi kekurangan tersebut, Kemendikbud RI membuka kesempatan untuk menjadi pamong belajar dan penilik melalui penyesuaian inpassing. Demikian diungkapkan Kepala Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non Formal (PAUD dan PNF), Bidang Pembinaan Ketenagaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang, Sumadi, S.H., M.Si.

Data dari Bidang Pembinaan Ketenagaan, Disdikbud Kabupaten Jombang, untuk pamong belajar dari kebutuhan 58 orang dan penilik 65 orang.

Sumadi menambahkan, sudah ada tiga orang yang mendaftar di Jombang. Namun yang memenuhi ketentuan dan lulus hanya dua. Itu pun segala prosesnya tidaklah dilakukan oleh Disdikbud Kabupaten Jombang, karena hal itu menjadi wewenang sepenuhnya di Kemendikbud RI. Begitupun untuk surat keputusan penetapannya dikeluarkan oleh Kemendikbud RI.

Persayaratan yang berhak mengikuti inpassing memiliki pendidikan terakhir paling rendah Strata Satu (S1) atau Diploma Empat (DIV) semua jurusan; pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a untuk menjadi pamong belajar dan Penata Muda Tk.I, golongan ruang III/b bagi penilik.

Baca Juga: Hindari Kekerasan di Sekolah Dengan Membangun dan Menjalankan Komitmen

Pelaksana Pengelola Kelembagaan Pendidikan, Bidang Pembinaan SD, Disdikbud Kabupaten Jombang yang mengikuti Penyesuaian menjadi Penilik, Mahmud, S.Pd yang juga turut mendaftar mengungkapkan, dirinya ingin menimba pengalaman baru serta didorong oleh sejumlah penilik lainnya.

“Selain memang di Jombang sedang kekurangan penilik, rekan-rekan penilik lain pun mendukung dan membantu saya sampai bisa lulus,” ungkap lelaki 52 tahun ini.



Data dari Bidang Pembinaan Ketenagaan, Disdikbud Kabupaten Jombang, untuk pamong belajar dari kebutuhan 58, masih terpenuhi 28 orang. Praktis masih ada kekurangan 30 orang. Sementara untuk penilik, dibutuhan 65 dan hanya terpenuhi 24 orang. Sehingga masih butuh lagi 41 orang.

Sumadi mengatakan, minat untuk menjadi pamong belajar belajar dan penilik di masyarakat masih sangat minim jika dibandingkan dengan status kepegawaian di bidang pendidikan yang lain. “Selain itu masih ada keengganan misalnya dari guru-guru TK untuk menjadi penilik. Sehingga jumlah penilik sangat terbatas. Begitu pula dengan pamong belajar, kemungkinan dari jumlah penerimaan saat seleksi CPNS yang juga terbatas,” tutup Sumadi.

Reporter/Foto: Fitrotul Aini/Istimewa
Lebih baru Lebih lama