NASIONAL - Pimpinan Mata Air Foundation, Muhammad Abdul Idris mengatakan konsep dasar pendidikan vokasi harus benar-benar memprioritaskan link and match dengan industri. Untuk itu, diperlukan adanya inkubasi dan pendampingan sehingga bagaimana SDM lulusan SMK harus menjawab tantangan dunia industri saat ini.

Hal itu disampaikan Muhammad Abdul Idris pada kegiatan Santri Talking Fashion; Opportunity and Challenges yang diselenggarakan di SMK PGRI 1 Kudus, Kamis (19/11). Agenda ini diselenggarakan dengan protokol kesehatan yang ketat. Menurut Muhammad Abdul Idris, harus ada kolaborasi yang solid antara SMK, pemerintah dengan industri dalam menyusun roadmap pengembangan dunia pendidikan vokasi khususnya di bidang fashion.

Muhammad Abdul Idris menambahkan SMK harus benar-benar link and match. Jangan sampai hanya sampai kerja sama level MoU saja. Selain itu, kolaborasi pengembangan SMK adalah kunci. Kompetensi yang mumpuni di dunia fashion tetap harus didukung oleh skill tambahanya itu komunikasi, jadi komunikasi dan kolaborasi.

Jangan pernah takut untuk bermimpi, dan tentunya mimpi itu harus dibarengi dengan ikhtiar di jalur yang sama, insyaallah pasti akan tercapai.

Dia juga menyampaikan mimpinya di kemudian hari untuk menggelar sebuah kegiatan wisata yang basisnya adalah pameran produk fashion yang diinisiasi oleh para santri dan siswa vokasi di Kudus untuk menunjang roda pergerakan ekonomi kreatif di daerah, dan tentunya dengan melibatkan stakeholder setempat.


Baca Juga: SMK Bakal Rasa Perkuliahan


Sehingga mimpi kita bukan sekadar membuat produk wisatanya, tetapi juga menginisasi event wisata yang berangkat dari produk ekonomi kreatif, sehingga karya mereka bisa dinikmati oleh publik bahkan hingga di tahap kolaborasi seperti food and fashion Kudus dan sebagainya.

Ke depan, Muhammad Abdul Idris juga berharap agar kita tetap mengeksplor metode promosi produk selain dengan cara menggandeng kerja sama dengan dunia usaha dan industri sehingga serapan daya saing lulusan vokasi ini bisa diterima di dunia kerja sebagai professional workers atau akademisi yang melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Sementara, Direktur Wisata Pertemuan, Insentif, Konvensidan Pameran (MICE) Kemenparekraf, Iyung Masruroh membagikan tips untuk mengembangkan pendidikan vokasi di bidang fashion guna merespons tantangan dunia industri.

Iyung Masruroh mengatakan berani berbisnis dengan segala kreativitas yang kita miliki. Membuat desain yang payable. Dukungan pemerintah daerah juga dibutuhkan untuk membesarkan kreativitas peserta didik dalam membangun ketepatan brand yang dipilih serta target market yang harus menjadi perhatian.

Tetap Tanamkan Perilaku Santri

Iyung Masruroh juga berpesan untuk tetap menanamkan perilaku santri di kehidupan sehari-hari. Santri harus tetap berlaku moderat serta adil dan imbang dalam keseharian serta menilai segala sesuatunya. Misalnya, apabila menanggapi berita-berita yang tidak jelas harus terlebih dahulu melakukan tabayyun, mencari sumber informasi dan tidak asal menyebarkan berita yang tidak jelas sumbernya.

Selanjutnya, Lisa Fitria, Inovator Fashion SMK mengatakan bahwa dirinya ingin menciptakan image bahwa santri itu keren, tidak kuno dan juga siap menjawab tantangan industri melalui dunia fashion desain.

Lisa Fitria menceritakan kisahnya berangkat dari pesantren, dan melanjutkan pendidikan juga di pesantren tetapi semua itu tak menghalangi mimpinya untuk jadi fashion desainer hingga berada di titik ini, sehingga dia mencintai dan sangat excited untuk total berkontribusi membawa santri untuk berani terjun di dunia fashion nasional hingga internasional.

Lisa melanjutkan dengan membagi pengalamannya yang hanya lulusan pesantren namun bisa berkeliling untuk memamerkan karya di 15 negara kemudian belajar fashion mode di negara-negara yang dikunjunginya.

Dia menjelaskan pengalamannya dibagikan kepada adik-adik SMK di berbagai daerah, agar berani bermimpi untuk menjadi fashion desainer yang professional. Kita jangan pernah takut untuk bermimpi, dan tentunya mimpi itu harus dibarengi dengan ikhtiar di jalur yang sama, insyaallah pasti akan tercapai.

Sumber/Rewrite: liputan6.com/Tiyas Aprilia

Lebih baru Lebih lama