JOMBANG – Membicarakan bisnis di negeri ini, ada beberapa bidang garapan yang tak akan ada matinya. Salah satunya ada kuliner, ibarat pepatah lama mati satu tumbuh seribu. Maksudnya biarpun satu gulung tikar, pasti akan ada yang baru hadir menggantikannya.

Kuliner adalah persoalan selera dan cita rasa, maka jika tak pandai dalam mengelola dua prinsip bisnis berkaitan dengan santapan ini maka bisa dipastikan berumur pendek. Namun berbeda dengan rumah makan dan catering (baca: Jasa Boga) Henny yang beada di Jalan Gatot Subroto Jombang. Mampu bertahan selama lebih dari tiga dekade meskipun telah berpindah tangan kepemilikan.

Hingga kini pun masih menjaga komunikasi dengan pemilik terdahulu. Selain menimba banyak ilmu bisnis kuliner, tak jarang berdialog guna menjaga selera dan cita rasa pelanggan setianya. Begitu pun dalam memetakan segmentasi pasar kuliner modern saat ini.

Diungkapkan oleh pemilik saat ini Indralustiyan Puspitasari bahwa sempat terjadi perubahan kepemilikan kala tahun 2014. Pemilik terdahulu yang namanya digunakan sebagai rumah makan, Henny merasa usia tak bisa dibendung semakin senja guna melakoni bisnis. Untuk itu dia menjual seluruh aset dan merk dagangnya agar ada yang melanjutkan bisnis yang sudah dirintisnya sejak 1984.

“Sejak saat itu agar tak sampai merugikan pelanggan setia, saya mempertahankan seluruh pegawai sebelumnya. Namun ada berubahan yang dilakukan dari sisi manajemen agar semakin terorganisir dengan baik,” ungkap Indralustiyan Puspitasari.

Baca Juga: SDN Kertorejo II Ngoro PJJ Sederhanakan Mata Pelajaran

Perempuan 36 tahun ini mengakui bahwa pada masa transisi itu tidaklah mudah mengelola bisnis yang sudah legendaris di Kota Santri. Butuh sentuhan tangan dingin agar tetap mampu berkibar dan mewarnai jagad kuliner yang semakin berkembang pesat. Oleh karena itu, komunikasi dua arah antara manajemen dan pegawai sangatlah penting.

Indralustiyan Puspitasari menejaskan, “Para pegawai ini sudah mewarisi tradisi manejemen yang lama. Jadi kalau ada perubahan tak bisa dilakukan secara radikal. Perlahan dan mau mendengar yang diinginkan pegawai sehingga bisa selaras.”



Segala bentuk perubahan selalu dibicarakan, demikian ketika ada keinginan dari para pegawai dari mekanisme kerja yang baru. Jikalau masih memungkinkan ditampung maka akan di fasilitasi. Sebaliknya bila tidak, harus dicarikan titik temu yang bisa diterima semuanya.

Indralustiyan Puspitasari mengakui hingga kini pun masih menjaga komunikasi dengan pemilik terdahulu. Selain menimba banyak ilmu bisnis kuliner, tak jarang berdialog guna menjaga selera dan cita rasa pelanggan setianya. Begitu pun dalam memetakan segmentasi pasar kuliner modern saat ini.

Reporter/Foto: Fitrotul Aini

Lebih baru Lebih lama