JOMBANG – Sempat melakukan simulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di jenjang SMA, namun hal itu tak dilanjutkan. Pasalnya, penyebaran Covid-19 di Kota Santri Jombang terbilang cukup masif.

Diungkapkan Kepala Seksi SMA, Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK), Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Wilayah Kabupaten Jombang, Asiyah, M.Pd bahwa per (14/9) akhirnya diputuskan bahwa di jenjang SMA tidak sepenuhnya menjalankan PTM tatap muka. Artinya, hanya SMA yang berada di wilayah terbilang aman dengan angka penyebaran Covid-19 rendah saja diperkenankan menggelar PTM. Itupun dilangsungkan sangat ketat. Selain dengan menjalankan protokol kesehatan Covid-19, juga ada mekanisme berbeda dari biasanya.

“Sehingga yang diperuntukan melaksanakan PTM hanya di SMA pinggiran Jombang. Sedangkan yang ada di pusat kota ditiadakan PTM dan kembali pada model pembelajaran Daring,” tutur Asiyah.

Bagi SMA Swasta keputusan akhir akan dikembalikan lagi kepada kebijakan yayasan masing-masing. Kalaupun tidak menghendaki berlangsung PTM meski sudah diberikan rekomendasi dari pengawas sekaligus peserta didik dan wali peserta didik tidak apa-apa.

Sebelum ditetapkan 12 SMA yang diperkenakan melaksanakan PTM, dilakukan visitasi dan supervisi oleh pengawas serta adanya rekomendasi (baca: izin) orangtua selaku wali peserta didik. “Sebelum adanya visitasi dan supervisi dari pengawas, kami melakukan survei kepada wali peserta didik dan peserta didik itu sendiri,” imbuh Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Wilayah Kabupaten Jombang, Ulil Mu’amar, S.Sos.

Baca Juga: Keberhasilan Pembelajaran Tak Sepenuhnya Terpaku pada Angka


Hasil survei pada (4/9) sebanyak 72% peserta didik ingin PTM dan 28% tetap dengan Daring. Sedangkan wali peserta didik 74% setuju di gelar kembali PTM, selebihnya 26% tidak. Survei ini dilakukan kepada seluruh SMA yang berada di Jombang.



Akhirnya dipilih 12 sekolah melakukan PTM, diantaranya SMA Negeri Bareng, SMA Negeri Kabuh, SMA Negeri Kesamben, SMA Negeri Plandaan, SMA Negeri Ploso, SMA Negeri Mojoagung, SMA Negeri Ngoro, SMA Negeri Bandar Kedungmulyo, SMA Wachid Hasyim Tebuireng, SMA PGRI Ploso, SMA Darul Ulum Tapen, dan SMA Trensains Tebuireng.



Walaupun demikian, bagi SMA Swasta keputusan akhir akan dikembalikan lagi kepada kebijakan yayasan masing-masing, tambah Asiyah. Kalaupun tidak menghendaki berlangsung PTM meski sudah diberikan rekomendasi dari pengawas sekaligus peserta didik dan wali peserta didik tidak apa-apa. Pembelajaran kembali dilakukan secara Daring seperti yang sudah berlangsung sebelumnya.

Reporter/Foto: Chicilia Risca Y.

Lebih baru Lebih lama