NGORO – Berangkat dari kecemasan pemanasan global yang semakin meningkat saat siang bahkan hingga malam, tergeraklah hati seorang petani muda tanaman hias asal Ngoro, Ahmad Setiyohadi. Dia menyulap pelataran terasnya dengan pernik tanaman bunga hampir di setiap sudut penuh.

Sudah tahun ketiga Ahmad Setiyohadi menekuni konsep penghijauannya. Menurutnya lingkungan hijau wajib hadir di rumah sebagai wilayah terdekat keluarga guna mengawali hidup sehat. Yakni, sehat dengan menghirup udara segar dan suasana sejuk setiap saat, meski cuaca sedang terik.

“Tak butuhkan waku lama dan biaya mahal untuk mengawali penghijauan. Yang penting memiliki tekad dan tekun. Semua upaya tersebut untuk lingkungan kembali asri. Ini mampu diciptakan dengan mudah oleh siapa saja,” terang Ahmad Setiyohadi.

Selain sebagai sumber oksigen yang lebih segar setiap harinya, saya mendapatkan kebermanfaatan yang sangat dinikmati. Laiaknya saat pikiran penat seakan sirna.

Pria yang sering dipanggil Gendoel juga bercerita bahwa menjadi petani tanaman hias tak butuh lahan luas. Cukup memanfaatkan lahan teras dengan menyediakan pot yang kini sudah bervariasi model. Kemudian dipilih warna yang cocok dan dipadukan dengan ornamen hiasan rumah.

“Selain sebagai sumber oksigen yang lebih segar setiap harinya, saya mendapatkan banyak manfaat. Laiaknya saat pikiran penat seakan sirna. Seolah memberikan keteduhan pikiran dan hati ketika melihat warna-warni tampilan bunga dan hijaunya dedaunan,” tutur Ahmad Setiyohadi.

Perawatan Tanaman Hias

Menurut Ahmad Setiyohadi, penting bagi pecinta tanaman hias untuk memahami kebutuhan setiap jenis tanaman yang dirawatnya. Tak baik kalau tanaman dituangkan air melimpah saat penyiraman. Beberapa tanaman hias memiliki klasifikasi yang cenderung tak memerlukan banyak air dalam satu kali penyiraman.


Baca Juga: Bank Sampah Berseri Desa Tambar, Kecamatan Jogoroto Berdayakan Ekonomi Melalui Sampah


“Ada perlakuan khusus pada tanaman, utamanya tanaman hias. Tak bisa seluruhnya disamaratakan bisa menerima air siraman berlimpah. Rendaman air siraman justru bagi beberapa jenis tanaman hias akan membuatnya busuk bahkan mati. Pada bagian batang akar cenderung memicu tumbuhnya jamur yang dapat membuat layu hingga mati,” ulas laki-laki lulusan Manajemen Ekonomi tersebut.

Selain itu beberapa temuan Ahmad Setiyohadi juga menginspirasi untuk mengelola manajeman dan menekan angka rupiah perawatan untuk pemula. Ahmad Setiyohadi sudah menerapkan selama satu tahun terakhir dengan bahan yang mudah ditemui dan harga terjangkau. Khususnya untuk bahan perangsang tumbuhnya akar baru.

“Saya biasa menggunakan bawang merah, bawang putih, dan atau lidah buaya yang sebelumnya ditumbuk dan diberi air sebagai nutrisi perangsang pada tunas bibit baru. Waktu yang dibutuhkan juga tak berbeda jauh dengan bahan kimia, kurang lebih satu bulan bibit bisa dipindahkan ke polibek atau pot,” tutup Ahmad Setiyohadi.

Reporter/Foto: Chicilia Risca Y.

Lebih baru Lebih lama