NASIONAL - Anak- anak sering kali sulit memahami dan mengekspresikan emosinya. Hal ini membuat mereka mudah marah atau tantrum. Memang anak-anak bisa mempelajari emosi seiring bertambahnya usia. Tapi tidak ada salahnya orangtua membantu mengenalkan emosi kepada anak.

Dengan begitu, anak bisa mengungkapkan emosinya dengan cara yang sehat pula. Selain itu, mengajarkan anak tentang emosi juga membuatnya bisa lebih bijak dalam menangani emosi. Tak bisa dipungkiri, saat anak tidak bisa mengendalikan emosi dengan cara yang tepat, orangtua bisa ikut terpancing emosi.

Mengajarkan kecerdasan emosional kepada anak-anak sejak usia dini sangat penting. Dengan mempelajari cara menangani emosi, anak bisa lebih bijak saat menghadapi masalah ketika dewasa.

Oleh karenanya, penting bagi orangtua untuk mengajarkan cara mengungkapkan emosi yang baik guna menjaga keseimbangan emosional di dalam diri anak. Berikut beberapa cara yang bisa orangtua lakukan untuk mendorong anak mengungkapkan emosinya dengan sehat.

Beri Contoh
Anak-anak belajar lebih baik ketika melihat contoh langsung yang diajarkan kepadanya. Mereka juga memiliki kesadaran kognitif dan keterampilan yang lebih baik dibanding orang dewasa. Pikiran, tindakan, dan perilaku anak-anak berkembang berdasarkan penglihatannya. Apa yang mereka serap akan membentuk pribadinya. Jika orangtua tidak terlalu vokal atau ekspresif dalam hal emosi, maka anak juga bisa melakukan hal yang sama.

Sebab anak mengamati hal tersebut. Orangtua perlu menunjukkan perasaannya dengan jelas kepada anak saat sedang gembira, sedih, marah, atau apa pun. Hal ini mengajari anak-anak lebih banyak tentang perasaannya dan cara mengekspresikannya. Tunjukkan pula kepada anak terkait cara menangani atau mengendalikan emosi-emosi tersebut.

Baca Juga: SDN Nglebak Bareng Seimbangkan Potensi Peserta Didik


Dengarkan Anak
Salah satu cara terbaik untuk mendorong anak-anak mengekspresikan emosinya adalah dengan menyediakan telinga untuk mendengarkan mereka. Cara itu bisa membuat anak lebih terbuka dan mau mengungkapkan perasaannya. Selain itu, cara tersebut membuat anak tahu bahwa orangtuanya selalu hadir saat dibutuhkan. Ketika orangtua melihat anak merasa sedih setelah bermain, cobalah mulai percakapan. Tanyakan mengapa anak terlihat murung dan yakinkan dia bahwa kita ada di sana untuk mendengarkannya. Kebiasaan untuk bersuara membuat anak bisa mengekspresikan emosinya dengan sehat.

Kenalkan Label Emosi
Alasan lain yang membuat anak tidak dapat mengekspresikan atau melepaskan emosi dengan baik karena mereka tidak mengenal emosi tersebut. Orangtua bisa membantu anak dengan bermain label emosi. Misalnya tunjukkan gambar yang memiliki ekspresi frustrasi, sedih, marah, malu, bahagia, dan lain sebagainya. Sebutkan nama atau label emosi yang ditunjukkan gambar.

Misalnya gambar orang tersenyum, orangtua bisa mengatakan itu adalah wujud perasaan bahagia. Atau mungkin gambar orang menangis yang menunjukkan perasaan sedih. Bisa juga saat anak teriak atau menangis karena mainannya direbut. Orangtua dapat mengatakan, anak bertindak demikian karena sedang marah. Mengenali perasaan atau emosi terhadap dirinya sendiri dan orang lain mendorong keterampilan empati anak.

Orangtua perlu ingat, mengajarkan kecerdasan emosional kepada anak-anak sejak usia dini sangat penting. Dengan mempelajari cara menangani emosi, anak bisa lebih bijak saat menghadapi masalah ketika dewasa. Satu hal yang tak boleh terlupakan, orangtua perlu memastikan anak mengekspresikan emosinya dengan cara positif.

Sumber/Rewrite: kompas.com/Tiyas Aprilia

Lebih baru Lebih lama