JOMBANG – Murid SDN Kepanjen II, Kristin Dwi Widya Aurelia, berhasil menyabet Juara I conductor/field commander atau yang sering disebut gita pati drum band dalam ajang kompetisi Asian Marching Band Confederation-Junior Regional 4.

Minatnya pada musik sudah terlihat sejak kecil. Bakat itu semakin terasah ketika Kristin duduk di kelas IV. Yakni sejak dirinya bergabung dalam ekstrakurikuler drum band menjadi player keyboard. Hingga di tahun berikutnya, ketika kelas V, Kristin lebih percaya diri karena menjadi pemimpin konduktor drum band.

“Rasa minder sempat menjadi masalah saat menjadi konduktor pertama kali. Tetapi mama dan pelatih menyakinkan saya untuk selalu optimis. Yakni, mengolah rasa percaya diri dengan mengembangkan improvisasi gerakan saat memimpin sebuah pertujukkan musik. Mempertegas dengan sepenuh hati gerak isyarat setiap ketukannya,” terang Kristin.

Rasa minder sempat menjadi masalah saat menjadi konduktor pertama kali. Tetapi mama dan pelatih menyakinkan saya untuk selalu yakin dan optimis mengolah rasa percaya diri.

Keluwesan juga menjadi penyerta masa sulit yang dilalui dalam setiap latihan. Ketika latihan di rumah, Kristin, tiada henti mematut di depan kaca. Kegetolan ini ditekuni hingga menemukan pola dan memahami kekurangan. Kristin meneliti dan memahami setiap ketukan nada dalam satu lagu dengan menyesuaikan tempo.

Kristin bercerita bahwa lagu yang digunakan lebih sulit dari kompetisi sebelumnya. Lagu yang menceritakan bangkitnya Suketi dalam sajian lagu Lingsir Wengi juga sempat membuatnya merinding.

Lagu itu begitu kental unsur horornya. Ditambah saat pengambilan video dilakukan menjelang pergantian waktu, dari terang menuju gelap. Semua semakin klop dengan pernik asesoris yang menggunakan roncean melati di sisi kanan dan kiri kepala.

Baca Juga: Apa Kata Mereka


“Proses detail mendengar setiap nada dalam satu lagu menjadi rutinitas yang saya lakukan setiap hari selama dua minggu berlatih di rumah dan di sekolah. Ketika sudah hafal setiap tempo, saya juga memahami ekspresi apa yang harus dimunculkan. Begitu juga saat improvisasi keluwesan. Serta di bagian mana saja perlu ada penekanan gerakan tangan sebagai kode kepada teman player,” sambungnya.

Pelatih drum band SDN Kepanjen II, Sodi Akbar menambahkan, Kristin sangat memahami yang menjadi kebutuhannya agar bakatnya lebih terasah. Teguran juga arahan menjadi penyemangat untuk mendalami kemampuannya sebagai konduktor drum band.

Saat melatih, Sodi Akbar membiasakan untuk mengolah ekspresi dan gerakan sebagai bentuk realisasi pesan yang ingin disampaikan dalam musik yang dimainkan. Terlebih untuk tema yang dibawakan dalam konsep bangkitnya Suketi. Terdapat sisi tegas, garang, senyum yang seluruhnya disajikan secara cepat pada setiap tempo musik yang dimainkan.

Reporter/Foto: Chicilia Risca Y./Istimewa

Lebih baru Lebih lama