DIWEK – Dampak pandemi Covid-19 ke pelbagai sendi kehidupan. Untuk mengatasinya tak bisa dilakukan sendiri. Tapi harus bahu membahu antar warga. Hal itulah yang dilakukan oleh warga Desa Pandanwangi, Kecamatan Diwek, Jombang. Mereka menghidupkan kembali budaya gotong-royong yang dulu terbina dengan baik melalu Pasar Shodaqoh atau sedekah.

Kaur Perencanaan, Desa Pandanwangi, Samsul Huda mengatakan, selain menghindari kerumunan dan membatasi aktivitas di luar rumah, pemenuhan gizi keluarga juga hal penting dalam memutus rantai penyebaran Covid-19.

Karena dengan mengkonsumsi gizi yang cukup, maka kekebalan tubuh atau imunitas juga semakin baik. “Nutrisi dan gizi yang cukup warga kami, akan menjadi antibodi tersendiri. Sehingga mampu menciptakan kekebalan tubuh,” tutur Samsul Huda.

Dari sini dapat dipetik pelajaran berharga bahwa sedekah tidaklah menunggu berlimpah harta. Melainkan cukup berdasarkan kemampuan masing-masing saja.

Sekretaris RW. 05 Desa Pandanwangi, Miftahur Rohman, S.Pd menambahkan, pertama kali menggelar Pasar Shodaqoh tidak dana serta donatur. Semua berangkat atas dasar kepedulian terhadap sesame. Jika ada yang memiliki kelebihan bahan makanan, maka disilakan membagikannya ke tetangga.

“Alhamdullilah sekarang makin banyak warga yang berpartisipasi. Akhirnya semua kebutuhan warga terhadap bahan makanan terpenuhi. Termasuk sayuran, lauk, hingga bumbu,” ungkap Miftahur Rohman.

Sementara Ketua RT 18, Desa Pandanwangi, Fadlan menjabarkan, model Pasar Shodaqoh tak sekadar mengambil bahan makanan. Tetapi diawali dengan bersepeda santai dan senam. Barulah setelah itu warga diperkenankan mengambil bahan makanan yang sudah tersedia di stan khusus.

Baca Juga: Guru TK Dibekali Piramida Pembelajaran

Fadlan menuturkan, “Ada panitia yang dibentuk dengan sebutan Srikandi dan Pandawa. Tugasnya, memanggil nama-nama warga yang benar-benar membutuhkan bahan pangan tersebut. Lantas kalau tak datang maka Sirkandi dan Pandawa mengantarkannya ke rumah penerima.”

Miftahur Rohman yang juga salah seorang penggagas Pasar Shodaqoh menambahkan, dari sini dapat dipetik pelajaran berharga bahwa sedekah tidaklah menunggu berlimpah harta. Melainkan cukup berdasarkan kemampuan masing-masing saja. Sehingga tujuan dari dan untuk warga bisa tercapai.

Alhasil hingga kini kegiatan tersebut berjalan bergantian di setiap RT yang ada di Desa Pandanwangi, yakni pada Minggu pagi. “Penerimanya pun bukan lagi yang sudah terdata, siapa pun boleh mengambil bila memang membutuhkan,” tutup Miftakhur Rohman.

Reporter/Foto: Chicilia Risca Y./Istimewa

Lebih baru Lebih lama