PERAK – Ide gemilang kerap kali datang ketika dalam keterpurukan. Hal itulah yang dirasakan oleh para petani jeruk nipis di Desa Plosogenuk, Kecamatan Perak yang sempat mengalami kerugian karena hasil panennya jatuh gingga Rp 2.000/kilogram. Atas kondisi itu, mereka kemudian tidak menjual hasil panennya berupa buah. Melainkan hasil olahan, yakni berupa minuman olahan dan bahan dasar sabun cuci piring.

Pendamping Desa Polosogenuk, Zainal Abidin menerangkan, saat ini ada bentuk lain untuk dijual yang tidak hanya berupa buah. Sehingga nilai ekonomi dan pendapatan para petani jeruk nipis bisa bertambah. Mengingat setiap musim panen harga jeruk nipis di pasaran sangat fluktuatif. Sehingga sewaktu dibuat minuman olahan atau dijual sebagai bahan dasar sabun cuci piring, maka akan mendapatkan penghasilan yang berbeda dan cenderung menguntungkan.

Minuman olahan sari jeruk nipis khususnya harus di-branding dengan kemasan menarik. Selain itu soal rasa pun dapat menyesuaikan dengan pasar, baik original maupun varian yang lainnya. Tak luput juga menyasar pasar online yang di era pandemi Covid-19 menjadi sebuah peruntungan usaha baru.

“Sejak 2019, kami sudah kami mulai. Diawali dengan diadakan pelatihan yang bekerjasama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Jombang, sekaligus menyusun manajemen pemasaran yang paten sehingga dapat didistribusikan dengan lancar,” terang Zainal Abidin.

Kepala Desa Plosogenuk, Purnami pun tak ingin menutup mata. Justru berusaha membagun sinergitas yang profesional untuk mematangkan proses produksi hingga siap jual. Mulai menggandeng Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) juga para pemuda Karang Taruna Desa Plosogenuk. Sehingga para petani jeruk nipis bisa fokus pada penanaman dengan hasil yang berkualitas.

Baca Juga: Hindari Kekerasan di Sekolah Dengan Membangun dan Menjalankan Komitmen

Purnami mengatakan, “Minuman olahan sari jeruk nipis khususnya harus di-breanding dengan kemasan menarik. Selain itu soal rasa pun dapat menyesuaikan dengan pasar, baik original maupun varian yang lainnya. Tak luput juga menyasar pasar online yang di era pandemi Covid-19 menjadi peruntungan usaha baru.”

Dengan demikian diharapkan kian tersebar lebih luas, tidak hanya di Jombang ataupun di Pulau Jawa. Namun bisa tersebar seantero Indonesia dengan memanfaatkan pasar online yang sangat terbuka lebar untuk siapa saja. Akhirnya, para petani jeruk nipis pun bisa tersenyum lega. Hasil tanamnya mampu dimanfaatkan dengan optimal dan memperoleh untung yang besar.

Reporter/Foto: Chicilia Risca Y.

Lebih baru Lebih lama