JOGOROTO – Selain peserta didik yang mampu mendulang prestasi atas hasil belajaranya, guru pun tak ingin kalah untuk menorehkan hasil gemilang yang membanggakan. Selain itu prestasi yang didapatkan oleh guru akan menjadi motivasi tersendiri bagi peserta didik guna mengikutinya.

Hal itulah yang tergambar dari guru SMA Negeri Jogoroto, Indah Bayu Ningsih, S.Pd. setelah meraih Juara III Menulis Esai yang dilaksanakan Dharma Wanita Persatuan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten Jombang dengan tema Dharmawanita dalam Menjaga Ketahanan Keluarga dan Masyarakat di Tengah Kondisi Pandemi. Bagi guru Bahasa Inggris ini, menulis bukanlah sesuatu yang baru baginya.

“Seperti yang diungkapkan sastrawan Indonesia, Pramoedya Ananta Toer bahwa menulis adalah kerja keabadian. Jika orang pandai namun tidak menulis, maka akan hilang di belantara masyarakat. Oleh karena itu, saya terinspirasi dan terus mencoba sebisa mungkin untuk menulis,” ungkap Bu Bayu, sapaan akrab Indah Bayu Ningsih.

Diakuinya, memang menulis berbarengan dengan menjalankan profesinya sebagai guru bukanlah urusan yang mudah. Ditambah tanggung jawab yang sudah melekat menjadi fitrahnya sebagai istri dan ibu dari tiga buah hatinya, praktis harus membagi waktu dengan baik. Meskipun begitu perempuan kelahiran 11 Maret 1975 itu tidak pernah kekurangan ide, karena bisa menulis dari hal-hal terdekat hingga pengalamannya sehari-hari.

Memang menulis berbarengan dengan menjalankan profesinya sebagai guru bukanlah urusan yang mudah. Ditambah tanggung jawab yang sudah melekat menjadi fitrahnya sebagai istri dan ibu dari tiga buah hatinya, praktis harus membagi waktu dengan baik.

Usai meraih prestasi di tingkat kabupaten, berlanjut di tingkat provinsi. Walhasil, Bu Bayu kembali mengharumkan Kota Santri dengan tulisannya berjudul Meretas Kegalauan Hati Menguntai Mutiara Gemilang di perlombaan serupa yang diselenggarakan Dharma Wanita Persatuan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Idenya pun tak luput dari aktivitas kesehariannya selama di rumah yakni dengan mencoba menerapkan metode pembelajaran di sekolah untuk anak-anaknya. Selain memecah kebosanan, juga diharapkan semakin memotivasi guna melakukan kegiatan yang positif.

Indah Bayu Ningsih mengatakan, “Dari usai Salat Subuh memantau hafalan Alquran dan tiap pagi berolahraga bersama. Persis yang dilakukan di sekolah, akhirnya tercetus sebagai ide bahan untuk menulis.”

Baca Juga: Pelatihan Majelis Pembimbing Perkuat Pembentukan Karakter

Bersyukur setelah melalui seluruh proses seleksi, Indah Bayu Ningsing mendapat peringkat 15 besar. Kerja kerasnya dalam kurun waktu dua jam dan menulis sebanyak 600-800 kata berbuah manis. Bahkan ada sebuah tindaklanjut untuk menularkan kebiasaan menulis ke peserta didik melalui mata pelajaran Bahasa Inggris yang diampunya.

“Jadi, di situasi pandemi seperti ini anak-anak dapat menulis pengalaman menariknya juga. Tetapi mencoba menggunakan Bahasa Inggris ingin coba saya terapkan agar terbiasa,” tutur perempuan berjilbab ini.

Reporter/Foto: Donny Darmawan/Istimewa

Lebih baru Lebih lama