WONOSALAM – Salah satu andalan Wonosalam adalah Kopi Ekselsa. Kopi jenis ini sudah ada sejak zaman Hindia Belanda di kawasan kaki Gunung Anjasmoro. Tentu saja, selain sebagai sajian khas ketika berkunjung, juga menjadi buah tangan yang cukup menyita perhatian. Itu karena aroma dan rasanya yang memang beda.

Era Hindia Belanda atau abad 19, wilayah Wonosalam sudah dijadikan sebagai sentra kopi. Tujuannya, untuk memenuhi kebutuhan ekspornya saat itu. Kepala Dusun Bangrejo, Desa Carangwulung, Kecamatan Wonosalam, Sigit, menjelaskan bahwa kisaran tahun 1924 orang-orang Belanda membawa varian kopi yang sesuai dengan kontur tanah pegunungan di Wonosalam.

Kisaran tahun 1924 Hindia-Belanda membawa varian kopi yang sesuai dengan kontur tanah pegunungan di Wonosalam.

“Di sini lebih banyak ditemukan varian kopi Robusta karena ketinggiannya 800 meter di bawah permukaan laut (mdpl). Sedangkan jenis Arabika selanjutnya ditanam di kawasan Desa Jarak dan sekitarnya, itu karena kondisi tanahnya lebih tinggi,” ungkap Sigit.

Baca Juga: Hakikat Merdeka Belajar

Selain itu kebesaran Wonosalam sebagai sentra kopi di masa Hinda-Belanda dibuktikan dengan adanya bekas bangunan loji. Bangunan ini digunakan untuk mengawasi saat musim tanam. Kerap juga dimanfaatkan sebagai pusat administrasi kantor perkebunan.

Salah satu mantan pegawai perkebunan yang sudah berusia cukup renta, Sarman pun membenarkan hal itu. Menurut Sarman, dulunya perkebunan kopi di Wonosalam terbilang sangat besar. Bahkan pegawai perkebunan mesti naik turun gunung memikul hasil panen.



Sarman dengan suara lirih mengatakan, “Sayangnya kini sudah tidak terawat lagi. Jadi yang tersisa hanya reruntuhannya.”

Sayangnya, imbuh Sigit, seiring perkembangan zaman, seluruh peninggalan masa lampau kini tinggal kenangan. Jumlah penduduk terus bertambah, sehingga banyak lahan yang difungsikan sebagai pemukiman atau tempat usaha. Oleh karena itu, lelaki 42 tahun ini berharap ada perhatian dalam merawat jejak masa lalu. Karena hal tersebut berkaitan erat dengan cerita keberadaan suatu wilayah.

Reporter/Foto: Donny Darmawan

Lebih baru Lebih lama