JOMBANG – Pembiasaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) tampaknya semakin bersahabat dan tak lagi berjarak di berbagai jenjang. Tak menutup kemungkinan bagi jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada Kelompok Bermain (KB). Segala prosesnya justru membawa hikmah berlimpah bagi warga KB Al Banuun Jombang yang selama enam bulan tanpa bertemu.

Hikmah yang terpetakan atas beberapa aspek tersebut dijelaskan oleh Kepala KB Al Banuun Jombang, Nur Faizah, S.Pd. Menurutnya, hal itu bisa memperkuat proses komunikasi, menajamkan pemahaman teknologi yang semakin berkembang, hingga penciptaan inovasi dan kreativitas sederhana (pemanfaatan lingkungan sekitar tanpa mahal dan cepat). Sinerginya juga pada interaksi yang berkualitas dan komunikatif pada anak didik dan wali anak didik, begitu halnya dengan guru serta kepala sekolah.

Menikmati berbagai keluhan tentang PJJ, cenderung memberikan beberapa hal kepada sekolah dan juga guru untuk mengembangkan tanpa batas. Peluang yang diciptakan mampu memberikan ruang yang sangat fleksibel dalam proses dan pelaksanaan pembelajaran tepat sasaran.

“Menikmati berbagai keluhan tentang PJJ, cenderung memberikan beberapa hal kepada sekolah dan juga guru untuk mengembangkan tanpa batas. Peluang yang diciptakan mampu memberikan ruang yang sangat fleksibel dalam proses dan pelaksanaan pembelajaran tepat sasaran. Artinya tak memaksa anak didik dalam memahami serta menelan mentah-mentah materi lantaran ketentuan tema. Mekanisme komunikasi serta pendekatan yang intens secara personal justru lebih memberikan gagasan anak didik untuk menerapkan dan melaksanakan tugas dengan cepat,” terang Nur Faizah.

Baca Juga: Versi BKDPP dan Disdikbud Kabupaten Jombang Ada Perbedaan Data Guru 

Berdasarkan kacamata Guru KB Al Banuun Jombang, Anah Lestari, S.Pd. dampak positif PJJ selama pandemi pembelajaran tetap bisa dilaksanakan dengan senang. Selain itu didukung motivasi yang bersumber dari kerjasama orangtua. Sentuhan-sentuhan inilah benih dari hikmah yang diterima olehnya.

“Peran ganda orangtua sangat terasa di tengah pandemi. Jika mereka sebagai pekerja yang semula tak mengetahui rangkaian proses belajar sang buah hati hingga detail, kini memahami sebagai pengganti guru di sekolah. Tugas ganda lainnya juga diterima guru kelas sebagai pembelajar yang baik untuk para wali anak didik dalam mentransferkan ilmu kepada sang buah hati,” ujarnya.

“Tak mudah jika terlihat, namun ada kegembiraan orangtua melihat anak sehat, terhindar dari virus, menjadi satu langkah yang turut menyumbang optimisme dalam belajar menjadi guru di rumah,” lanjut Anah Lestari.

Anah Lestari menambahkan bahwa buah manis yang mampu dinikmati lainnya tentang kenyamanan komunikasi intensitas yang terjadi dengan wali anak didik. Pembahasannya juga mengarah pada perhatian saling memiliki. Ada perasaan layaknya saudara sekandung atau kedekatan keluarga yang menciptakan sikap peduli dalam mengembangkan dan berinovasi pada pendidikan anak didik.

Reporter/Foto: Chicilia Risca Y./Istimewa

Lebih baru Lebih lama