NASIONAL - Matahari baru saja memamerkan sinarnya. Di dalam sebuah rumah, seorang peserta didik sudah tampak bersiap dengan duduk di depan laptop untuk memulai pembelajaran jarak jauh (PJJ). Tak lupa, membuka aplikasi Zoom yang biasa digunakan dan mengeluarkan beberapa buku tulis dan buku paket pelajarannya. Dia pun memulai hari dengan belajar via online.

Semenjak pandemi COVID-19, pemerintah memutuskan agar sekolah memberlakukan PJJ. Hal itu dilakukan guna mencegah penyebaran virus corona di lingkungan sekolah.

Ternyata, keputusan tersebut berisiko menyebabkan learning loss pada peserta didik. Hal ini disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dalam konferensi pers yang ditayangkan akun YouTube Kemendikbud.

Komunikasi sekolah dan orang tua yang biasa dilakukan adalah meeting melalui virtual. Bila mana orang tua yang tidak memiliki akses cukup akan dikumpulkan atau dikunjungi guru dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19.

Menurut Nadiem Makarim, learning loss terjadi karena kurangnya kualitas serta fasilitas bagi anak yang menjalankan PJJ. Sehingga akhirnya berdampak pada penurunan capaian belajar.

Senada dengan itu, Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Heru Purnomo mengatakan learning loss terjadi karena pembelajaran yang tidak optimal. Ditambah, diberlakukannya kurikulum darurat COVID-19.

Heru Purnomo menjelaskan learning loss itu hilangnya kompetensi dasar yang harusnya dipelajari peserta didik. Penyebab learning loss itu karena penerapan kurikulum darurat, misal yang seharusnya 3 kurikulum jadi 2 kurikulum.

Pentingnya Orang Tua

Lebih lanjut, dia mengungkapkan pentingnya peran pendampingan orang tua di masa PJJ pada peserta didik. Sebab, pendampingan yang sesuai bisa meminimalisir risiko learning loss tersebut. Namun, ada banyak kendala yang dirasakan orang tua saat pandemi COVID-19, seperti kurangnya waktu dan keterampilan mengenai pendidikan.

Heru Purnomo mengatakan peran orang tua memang penting dalam mendampingi PJJ ini. Tetapi, ada orang tua yang bisa mendampingi, ada yang tidak bisa karena orang tua bekerja, dan orang tua tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mendampingi putra putri saat belajar.

Baca Juga: SDIT Ar Ruhul Jadid, Jombang Tembus LGU Jawa Timur


Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kemdikbud, Jumeri menambahkan pada dasarnya para guru telah dibekali dengan keterampilan mengajar jarak jauh. Para guru pun diminta untuk turut menggandeng orang tua dalam PJJ tersebut mengingat pentingnya peran tersebut.

Komunikasi sekolah dan orang tua yang biasa dilakukan adalah meeting melalui virtual. Bila mana orang tua yang tidak memiliki akses cukup akan dikumpulkan atau dikunjungi guru dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19. Jadi memang level PAUD menggandeng orang tua dan guru jadi mengeluarkan modul agar ada interaksi orang tua. Minta sekolah komunikasi dengan orang tua.

Ada juga tayangan edukasi di TVRI yang bisa membantu para peserta didik di level PAUD agar tidak kehilangan materi pembelajaran selama PJJ. Menggalakkan media belajar dan perkuat serta perbanyak siaran televisi pembelajaran SD dirangkum.

Menambah hal itu, Sekretaris Jenderal Kemendikbud, Ainun Naim mengatakan bahwa pemerintah sendiri menyiapkan portal edukasi bagi orang tua yang mendampingi anak-anaknya belajar di rumah. Harapannya, orang tua bisa mencegah risiko learning loss pada anak mereka.

Ainun Naim menegaskan orang tua bisa mendapatkan pengetahuan atau skill (mendidik anak) dari berbagai sumber ya. Kita juga sudah membuat portal belajar.kemdikbud.go.id ini bisa diakses orang tua untuk mendidik anaknya.

Dukungan Orang Tua Cegah Learning Loss

Sementara itu, para orang tua mengakui tidak tahu adanya risiko learning loss pada PJJ. Mereka pun melakukan antisipasi dengan memerhatikan serta mengingatkan kembali buah hatinya untuk belajar dengan baik.

Seorang ibu rumah tangga, Popy mengatakan tidak tahu (risiko learning loss) tapi kita lebih mengingatkan untuk belajar, semangat, mendampingi, memberikan asupan yang baik agar anak juga nyaman.

Orang tua lainnya, Dewi mengaku pada dasarnya para guru telah mengingatkan orang tua agar anak bisa merangkum pelajaran yang diberikan selama PJJ. Hal itu demi mencegah risiko learning loss. Kemungkinan learning loss bisa juga anak malas baca karena sekarang pakai gadget semua. Tapi gurunya beberapa ada yang minimalisir learning loss dengan ngerangkum pelajaran.

Sumber/Rewrite: detik.com/Tiyas Aprilia

Lebih baru Lebih lama