JOMBANG –
Bidang Pembinaan SMP, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang menyelenggarakan praktik baik implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) pada (16-21/11) di Aula 1 Disdikbud. Acara itu diperuntukkan bagi SMP Negeri/Swasta di Kota Santri. Harapannya segenap SMP di Jombang mampu mencapai 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP).

Kepala Bidang SMP, Disdikbud Kabupaten Jombang, Agus Suryo Handoko, M.MPd. mengatakan memang mencapai 8 SNP bukanlah semudah membalikan telapak tangan. Butuh ovservasi langsung terhadap kebutuhan serta penerapan yang baik dn fleksibel agar harapan tersebut tercapai.

“Tiap sekolah tentunya berbeda cara pengembangannya. Melihat dari kelebihan dan kekurangan yang ada. Sehingga dapat melahirkan langkah pembaruan yang lebih mendetail serta menyentuh pada aspek kuncinya,” terang lelaki berkacamata ini.

Meskipun sekolah tak mampu menyediakan dengan maksimal, asalkan mau menjalin komunikasi dan kerjasama yang baik, permasalahan tersebut dapat diatasi.

Oleh karenanya, imbuh Agus Suryo Handoko, kepala sekolah mesti berani mengeluarkan segala yang ada di dalam lembaga dipimpimnya. Dengan demikian, akan keluar gagasan tersendiri untuk sampai pada 8 SNP yang ditetapkan.

Upaya pencapaian itu terus dilakukan oleh sejumlah sekolah, tidak hanya di wilayah perkotaan. Namun di pinggiran pun berusaha menyiasati permasalahan yang terjadi, utamanya ketika kegiatan belajar dari rumah (BDR) berlangsung. Bukan hanya persoalan piranti, tetapi juga soal sinyal. Karena masih ada daerah yang sukar terjangkau sinyal. Sehingga harus diatasi sampai tuntas dan tak menyebabkan permasalahan baru.


Baca Juga: Risiko Learning Loss Menghantui Peserta Didik di Masa Pandemi


SMP Negeri 2 Plandaan salah satunya, tak semua peserta didiknya mampu mengakses jaringan internet dengan baik. Maka diperlukan solusi tepat sehingga menyelesaikan peramasalah ini dengan paripurna. Hal itu diakui oleh Kepala SMP Nergeri 2 Plandaan, Suryani, S.Pd. M.Si. yang mencoba menjalin kerjasama dengan desa setempat guna menyediakan fasilitas internet.



Suryani menceritakan, “Semula ketika mengetahui peramasalahan tersebut, kami mendata secara langsung peserta didik yang mengalami kesulitan. Data itu diantaranya mengisi alamat lengkap. Sehingga kami mengetahui masuk desa mana yang ada kendala, kemudian kami komunikasikan dengan pihak desa.”

Diantaranya Desa Darurejo, Tondowulan, Sumberejo, Tanjung Wadung, dan Marmoyo. Suryani melanjutkan, meskipun sekolah tak mampu menyediakan dengan maksimal, asalkan mau menjalin komunikasi dan kerjasama yang baik, permasalahan tersebut dapat diatasi. Sehingga peserta didik mampu mengikuti BDR sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

Reporter/Foto: Chicilia Risca Y.

Lebih baru Lebih lama