MEGALUH – Situasi pandemi selama kurang lebih sembilan bulan membawa perubahan drastis terhadap pola belajar peserta didik di sekolah. Di tengah pandemi, proses pembelajaran berubah menjadi daring (dalam jaringan atau online) yang disajikan dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Tahapannya tak terlepas dari interaksi menggunakan telepon pintar atau perangkat teknologi komunikasi lainnya.

Intensitas peserta didik menggenggam dan mengoperasikan telepon pintar cenderung lebih lama dibandingkan saat masih pembelajaran tatap muka. Keresahan itu dirasakan guru di SDN Turipinggir II, Megaluh. Mereka khawatir dengan kecenderungan peserta didik menggunakan teknologi informasi yang memantulkan radiasi pada mata.

Menurut Guru Kelas VI, SDN Turipinggir II, Dwi Kusmaningsih, S.Pd.SD. menjaga kesehatan mata menjadi lebih penting dan yang utama guna masa depan peserta didik kelak ketika meraih cita-cita. Solusi yang ditawarkan hanya dengan mengurangi intensitas melihat telepon pintar dan atau teknologi komunikasi lainnya jika dirasa tak penting digunakan.

Perkembangan teknologi informasi dewasa ini menjawab kebutuhan pendidikan selama masa pandemi. Porsi yang sesuai perlu ditegaskan kepada peserta didik. Sehingga kegiatan PJJ tak melulu yang berkaitan dengan tekonologi. Para guru kelas mengemasnya dengan pengembangan keterampilan dan pemberdayaan lingkungan sekitar.

“Tak ada toko yang menjual mata, bahkan menggunakan alat bantu seperti kacamata cenderung membelenggu keleluasaan beraktivitas dan memilih cita-cita. Saya utarakan keresahan ini kepada peserta didik agar seperlunya menggunakan telepon pintar dalam komunikasi tugas sekolah dan bekerja kelompok dengan teman kelas,” ungkap Dwi Kusmaningsih.

Dwi Kusmaningsih bercerita bahwa dirinya menawarkan alternatif dengan beberapa tugas harian individu yang melibatkan kreativitas, seni, keuletan, dan kesabaran. Permintaan tugas yang dikerjakan peserta didik bersifat bebas. Artinya pengembangan hasil karya sesuai dengan keinginan dan imajinasi peserta didik.

Baca Juga: ApPem, Inovasi Pembelajaran Saat Pandemi


Kepala SDN Turipinggir II Istihari, S.Pd. menerangkan, “Perkembangan teknologi informasi dewasa ini menjawab kebutuhan pendidikan selama masa pandemi. Porsi yang sesuai perlu ditegaskan kepada peserta didik. Sehingga kegiatan PJJ tak melulu yang berkaitan dengan tekonologi. Para guru kelas mengemasnya dengan pengembangan keterampilan dan pemberdayaan lingkungan sekitar.”

Guru Kelas II SDN Turipinggir II, Wahyu Puspita Tanjungsari, S.Pd. menjelaskan, “Bagi peserta didik kelas bawah, tugas yang sederhana dan dibutuhkan untuk melengkapi kebutuhan belajar, menjadi salah satu ide atau bahan untuk mengulas keterampilan. Seperti membuat tempat pensil dari botol atau barang bekas di rumah. Kemudian dihias sesuai kreativitas dengan menempel kertas lipat warna.”



Perkembangan yang dibutuhkan oleh peserta didik juga soal inovasi. Dwi Kusmaningsih bercerita jika peserta didik juga aktif memberikan ide tugas pra karya yang memiliki keterkaitan dengan tema pada mata pelajaran. Diantaranya membuat miniatur truk yang saat ini digandrungi oleh masyarakat lingkungan desa.

Seluruh bahan yang diperlukan peserta didik tak mengeluarkan biaya banyak, yakni antara Rp 500 hingga maksimal Rp 5.000 saja. Bahkan menurut cerita dari salah satu peserta didik kelas VI SDN Turipinggir II saat bertandang ke sekolah untuk mengumpulkan tugas, Afnan Rizky Ferdiansyah, dia hanya membeli lem tembak sebesar Rp 500. Kemudian bahan miniatur truk dia dapatkan dari sisa kardus di rumah. Sedangkan beberapa kayu didapatkan dari kebun sebelah rumah.

Reporter/Foto: Chicilia Risca Y.

Lebih baru Lebih lama