JOMBANG - Jamu merupakan minuman kesehatan khas Indonesia. Olahan rempah-rempah ini seolah menjadi kebanggan tersediri bagi warga Dusun Weru, Desa Mojongapit, Kecamatan Jombang. Itu karena banyaknya masyarakat yang bekerja sebagai penjual jamu. Oleh karenanya, pada Sabtu (26/12) Dusun Weru mendeklarasikan diri sebagai Kampung Jamu di Kota Seribu Pesantren ini.

Sekertaris Desa Mojongapit, Danuri, SH menjelaskan, deklarasi ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang karena melihat sebagai potensi yang dapat dikembangkan. Oleh karena itu, agar menjadi sebuah kampung jamu dari hulu hingga hilir diharapkan dapat diolah dengan baik dan sesuai standar.

Kerjasama itu tujuannya untuk membantu memberikan edukasi pada masyarakat yang bekerja sebagai penjual jamu tentang tatanan proses yang memenuhi standar. Sehingga dalam pendaftaran di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bisa lolos.

“Dihadri langsung oleh Wakil Bupati Jombang, Sumrambah. Pemkab Jombang direncanakan memberikan bantuan Rp 100 juta untuk pengembangannya. Oleh karena itu, Kampung Jamu Desa Mojoangapit tak ragu menjalin kerjasama dengan pelbagai pihak yang dapat bersinergi, seperti Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang dan STIKes Pemkab Jombang,” tutur Danuri.

Baca Juga: SDN Kalang Semanding, Perak Berprestasi Tak Lepaskan Komunikasi

Kerjasama itu tujuannya untuk membantu memberikan edukasi pada masyarakat yang bekerja sebagai penjual jamu tentang tatanan proses yang memenuhi standar. Sehingga dalam pendaftaran di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bisa lolos. Sehingga dari pemilihan bahan, pembuatan, dan pengemasan sesuai standar yang ditetapan oleh BPOM.



Warga RT 5 RW 4 Dusun Weru, Yoyok Suswoko yang sudah 18 tahun berjualan jamu mengatakan bahwa memang ada kualifikasi dalam pemilihan rempah-rempah yang berkualitas. Sehingga usahanya bisa bertahan lama dan menjadi sandaran hidupnya bersama istri yang juga seorang penjual jamu.

“Usaha ini sudah turun menurun saya jalankan, bermula dari orangtua saya sejak 1970. Hingga kini sudah memiliki pelanggan tetap dari bermacam-macam latarbelakang,” urai Yoyok Suswoko.



Tim Pelaksana Kampung Jamu Dusun Weru, Suprayitno ketika ditemui terpisah mengungkapkan bahwa setelah mendeklarasikan sebagai Kampung Jamu banyak pedagang yang merasakan dampaknya. Selain lebih dikenal oleh masyarakat umum, juga pemesanan semakin bertambah dan omset pendapatan pun meningkat.



“Biasanya teman-teman pulang berjualan pukul 14.00 WIB, pasca peluncuran Kampung Jamu bisa lebih awal, yakni pukul 11.00 WIB sudah tiba di rumah untuk beristirahat. Maka dari itu besar harapan masyarakat Desa Mojongapit khususnya Dusun Weru untuk meneguhkan identitas jamu tradisional sebagai perlambang kesehatan untuk peningkatan ekonomi masyarakat,” tutup Suprayitno.

Reporter/Foto: Donny Darmawan

Lebih baru Lebih lama