WONOSALAM – Siapa yang tak mengenal Wonosalam? Berkat acara Keduri Durian (Kenduren) selama beberapa tahun terakhir mampu menggeliatkan beragam potensinya. Dari sektor pariwisata, terus melahirkan destinasi baru. Juga di sektor perkebunan, menghasilan kopi dengan aroma dan cita rasa yang khas.

Pengembangan komoditas kopi itu salah satunya dilakukan Kelompok Tani Sumber Arum, Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam. Kelompok tani ini mengembangkan kopi organik. Proses pengembangan bukan hanya berjalan sekedipan mata, namun sudah 34 tahun. Bahkan terhitung hingga saat ini sudah memasuki generasi kedua.

Manajer Interen Control System (ICS) Kelompok Tani Sumber Arum Desa Sambirejo, Suparno mengungkapkan, perkembangan kopi di lereng Gunung Anjasmoro tak lepas dari usaha selama ini yang menggandeng kalangan milenial. Belum lagi kemauan dari para petani melihat kebutuhan secara global dalam berinovasi. Sehingga banyak yang mampu dan berhasil.

Tidak hanya persoalan bercocok tanam yang organik. Dari perawatan, memasak kopi, hingga produksi pun ada standar khususnya. Bahkan dari kebersihan tanaman dan alat yang digunakan juga diperhatikan.

“Sekarang sudah 150 kelompok petani yang tergabung dalam pembudidayaan kopi organik. Bahkan mampu menduduki posisi kedelapan kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur untuk sektor perkebunan organik. Alhamdulillah, selalu lolos dalam uji kelayakan setiap tahun,” terang Suparno.

Tidak hanya persoalan bercocok tanam yang organik. Dari perawatan, memasak kopi, hingga produksi pun ada standar khususnya. Bahkan dari kebersihan tanaman dan alat yang digunakan juga diperhatikan. Suparno mengakui petani sangat memperhatikan kebersihannya saat bekerja. Baik dari pakaian yang digunakan hingga tanaman dan alatnya sekalipun.

Baca Juga: TK Muslimat 7 Peterongan Terbiasa dengan Kecanggihan Teknologi

Disinggung soal lahan, Suparno mengatakan bahwa lahan garapan seluas 26 hektar terbagi atas 1.200 pohon kopi robusta dan 625 pohon kopi excels. Kemudian saat ini sedang dilakukan pengembangan menanam kopi arabika.

Komisi Persetujuan Internal Kelompok Tani Sumber Arum Desa Sambirejo. Sunardi menambahkan, inovasi akan terus digaungkan. Alurnya, menjadi produsen kopi yang mengedepankan kualitas dan sinergi pada kinerja anggota kelompok tani. Tujuannya, untuk kesejahteraan bersama.



“Sinergitas yang sudah berjalan, menjadi lebih maksimal memanfaatkan seluruh bantuan dari pemerintah. Artinya bantuan pengadaan pupuk organik dari pembelian 30 ekor kambing oleh pemerintah yang saat ini sudah berkembang 160 ekor, menjadi berdaya,” ujar Sunardi.

Sunardi berharap melalui upaya menjaga sinergitas pengembangan tersebut, masyarakat yang berprofesi sebagai petani kopi memiliki peluang menggali lebih pundi-pundi rupiah yang layak. Sehingga rasa enggan menjadi seorang petani pada generasi milenial terkikis.

Reporter/Foto: Chicilia Risca Y.

Lebih baru Lebih lama