PETERONGAN – Bukan saat Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) saja TK Muslimat 7 Peterongan bersentuhan dengan teknologi. Jauh sebelum PJJ berlangsung kemajuan teknologi ini sudah akrab bagi para seluruh civitas akademik yang ada di sana.

Kepala TK Muslimat 7 Peterongan, Dra. Hj. Umi Sa’adah, S.Psi. mengakui bahwa sejak teknologi bukanlah sesuatu yang asing bagi sekolahnya. Para guru kerap kali menggunakan kecanggihan teknologi untuk membantu menyelesaikan proses penilaian akhir anak didik. Selain lebih sistematis dan tertata rapi, juga memberikan kesan berbeda sekaligus mudah dibaca oleh wali anak didik tentang perkembagan belajar buah hatinya.

“Selain memudahkan dalam pekerjaan. Adanya kecanggihan teknologi jangan pernah diabaikan. Sebab, melalui teknologi yang semakin maju saat ini bisa dimanfaatkan pula dalam pembelajaran,” tutur Umi Sa’adah.

Dalam PJJ saat ini kami tak terlampau kesulitan lagi. Tinggal menyesuaikan dengan tema yang diajarkan dan membangun suasana belajar lebih hidup.

Guru Kelompok A1, TK Muslimat 7 Peterongan, Sitta Aliyah, S.PdI., S.Psi menerangkan bila sudah sewajarnya semua pendidikan lebih peka terhadap kemajuan teknologi. Sehingga inovasi yang dibangun mesti berbasis kesana.

Sitta Aliyah mengatakan, “Dari sana kita bisa melihat rekam jejak pembelajaran anak didik secara keseluruhan. Sehingga dalam pengembangan pembelajaran untuk mereka dapat disesuaikan dengan kebutuhannya. Lebih-lebih segala macam bentuk dokumentasi yang dicari dapat diketahui dengan mudah.”

Baca Juga: Sate Kenul dan Nasi Usik Sensasi Khas Santapan Pasaran

Guru Kelompok B3 TK Muslimat 7 Peterongan, Choiri Liswatin, S.Pd.AUD juga mengatakan bahwa terpenting adalah selalu ada komunikasi yang dibangun. Baik yang membimbing dalam pengolahan materi berbasis teknologi maupun peningkatan melalui inovasi yang dilahirkan. Biasanya dilakukan oleh para guru yang lebih muda dan memahami mendalam persolan Informasi Teknlogi (IT).

“Dalam PJJ saat ini kami tak terlampau kesulitan lagi. Tinggal menyesuaikan dengan tema yang diajarkan dan membangun suasana belajar lebih hidup. Meski terpisah oleh jarak, pembelajaran dengan anak didik serasa dekat,” ungkap Choiri Liswatin.

Reporter/Foto: Chicilia Risca Y.

Lebih baru Lebih lama