DIWEK -
Dewasa ini banyak dari wali peserta didik maupun guru yang sudah satu irama untuk membentuk lingkungan sekolah melalui dasar-dasar materi berbasis akidah. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik tidak hanya cakap dalam pembelajaran, namun juga dibimbing perlahan untuk memahami pentingnya sebuah akidah sebagai bekal kelak mengarungi masa dewasa.

Oleh karenanya SDN Bandung I Diwek memahami betul persoalan tersebut. Karakter peserta didik turut berpengaruh bagi masa depannya, termasuk ketika di fase menuju dewasa, maka penting untuk terus berinovasi memberikan pemahaman bagi peserta didik.

Kepala SDN Bandung I Diwek, Andi Siswanto, S.Pd menjelaskan tentang pentingnya akidah. Yakni untuk mengarahkan pemahaman peserta didik agar selalu mempraktikkan cara berbakti kepada orangtua maupun guru. Untuk itu selain memberikan materi pembelajaran yang sudah ada, sebagai tenaga pendidikan profesional guru mesti memperhatikan akidah atau tata laku sehari-hari peserta didik.

Ditambahkan juga pembelajaran Ta’limul Muta’alim, Nahwu Sorof, Tilawatil Quran dan Akidatul Awam. Penerapannya dilaksanakan di luar jam belajar dan cukup fleksibel. Hal ini dimaksudkan agar tidak menjadi beban tambahan bagi peserta didik.

“Di SDN Bandung I Diwek sendiri, penguatan akidah tersebut rutin diawali istighasah, tahlil maupun kegiatan lain yang bernuansa religi. Untuk memberikan pemahaman pentingnya berbakti pada kedua orangtua, setiap istighasah, tahlil peserta didik kita ajak untuk mengirim doa kepada kakek, nenek, saudara ataupun orangtua yang sudah meninggal. Ini kita lakukan dengan cara tiap peserta didik menuliskan nama-nama yang akan dikirimkan doa di kertas masing-masing, kemudian dikumpulkan di wali kelas untuk dibacakan pemimpin doa yang terdiri dari para guru,” tutur Andi Siswanto

Ditambahkan juga pembelajaran Ta’limul Muta’alim, Nahwu Sorof, Tilawatil Quran dan Akidatul Awam. Namun menurut Andi Siswanto tambahan empat pelajaran tersebut metode penerapannya dilaksanakan di luar jam belajar dan cukup fleksibel. Hal ini dimaksudkan agar tidak menjadi beban tambahan bagi peserta didik.

Baca Juga: Pandemi Bersemi

Andi Siswanto mengatakan, “Respon dari wali peserta didik cukup positif dan mendukung penuh. Wali peserta didik pun mengetahui secara langsung bahwa putra-putrinya juga cakap menyerap ilmu agama dan ilmu lainnya. Artinya kita juga menyeimbangkan kedua bahan pembelajaran tersebut.”

Guru Kelas III, SDN Bandung I Diwek, Siti Aminah, S.Pd menambahkan bahwa mengajar 121 peserta didik dibutuhkan kekompakan dan kesabaran yang telaten. Diakuinya meskipun sudah ada guru Muatan Lokal (Mulok), Pendidikan Agama Islam (PAI), dan diniyah, setiap guru yang lainnya juga mesti memiliki pemahaman yang serumpun.

“Juga membiasakan untuk mengajak peserta didik, membaca surat pendek dalam Alquran. Ketika peserta didik sudah terbiasa dan sudah hafal, tinggal kita memberikan pemahaman dari segi arti dan pentingnya berakidah sesuai dengan perintah Alquran,” pungkas Siti Aminah.

Reporter/Foto: Donny Darmawan

Lebih baru Lebih lama