GUDO – Kebersihan yang menjadi pangkal kesehatan tentu bukan sebuah hal asing di lingkungan tempat tinggal kita. Terlebih dalam masa pandemi seperti ini, perilaku hidup bersih dan sehat melalui penerapan 3 M yang meliputi, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun serta menjaga jarak, merupakan budaya baru yang digalakkan guna memutus rantai penyebaran Covid-19.

Membincang mengenai kesehatan dan pola hidup bersih, tentu seyogyanya tidak hanya ketika pandemi melanda. Melainkan butuh suatu inovasi dan pembaruan strategi pengenalan hidup bersih dan sehat yang dimulai dari ranah pendidikan.

Diharapkan dengan adanya program kesehatan sekolah melalui Unit Kesehatan Sekolah akan beririrngan dengan materi pembelajaran yang ada.

Data dari https://www.kemkes.go.id/ pada 2016, sebanyak 44.308.247 peserta didik di Indonesia yang tersebar dari jenjang dasar sampai menengah atas, memiliki potensi untuk dikenalkan kepada pola hidup bersih dan sehat. Tentu dari besaran angka tersebut, jumlah peserta didik bisa meningkat, yang secara otomatis berdampak kepada pemenuhan kebutuhan hidup bersih dan sehat, di lingkungan sekolah dan keluarga.

Baca Juga: PTM Momentum Ubah Paradigma Pendidikan

Menyadari peran penting sekolah dalam menyosialisasikan perilaku hidup bersih dan sehat, SDN Tanggungan Gudo secara konsisten telah menerapkannya kepada peserta didik, lewat kegiatan Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Abiyu, salah satu peserta didik yang saat ini duduk di bangku kelas VI SDN Tanggungan Gudo, mengaku senang. Dirinya beserta teman sepermainannya yang telah direkrut menjadi kader UKS atau Tiwisada, bisa mendapat ilmu serta pengalaman baru.

“Menjadi kader UKS cukup menyenangkan. Dengan dibantu oleh Bapak Ibu Guru, saya bisa mendapatkan Juara Lomba Sikat Gigi dengan baik dan benar. Selain itu, saya bisa memahami pentingnya merawat kesehatan gigi dan mulut,” ujarnya dengan senyum gembira.



Senada dengan Abiyu, Feraris Naila Zuri Saputro yang duduk di bangku kelas V, juga turut senang. Diakui oleh peserta didik berhijab ini, ia juga sering mengingatkan anggota keluarganya untuk sering mencuci tangan.

“Praktiknya tidak hanya ketika di sekolah saat sebelum pandemi. Cuci tangan juga saya praktikkan di rumah, terutama di lingkungan keluarga. Bahkan saya juga sering mengingatkan pada ibu dan kakak, untuk sering mencuci tangan, agar terhindar dari kuman maupun bakteri,” ucapnya.



Tidak hanya sekedar cuci tangan dan menggosok gigi, pada peserta didik yang terpilih sebagai kader Tiwisada, juga diberikan arahan berupa contoh sederhana melalui larutan merica dalam air. Praktiknya, jika sebelum cuci tangan, bubuk lada itu akan menempel pada jari yang dicelupkan, dan sesudah cuci tangan hasilnya akan berbeda. Bubuk lada enggan menempel pada tangan yang sudah bersih.

“Dari eksperimen bubuk lada ini, saya semakin mengerti tentang pentingnya mencuci tangan sebagai dasar menjaga pola hidup yang sehat dan bersih. Karena dengan contoh yang mudah dan sederhana ini, saya bisa mempraktikkannya sendiri dengan teman teman,” tutur Alisya Ega Putri Wicaksono yang juga merupakan teman sekelas dari Feraris.



Kepala SDN Tanggungan Gudo, Aris Muktiyanah, S.Pd menjelaskan bahwa program Tiwisada UKS dan Sekolah Sehat sudah lama menjadi program unggulan dari sekolah yang sudah berdiri sejak 1921 ini. Dengan jumlah 172 peserta didik, Aris Muktiyanah yang dibantu dengan 9 tenaga pendidik lainnya, tidak pernah bosan dan kehabisan ide untuk melanjutkan program Tiwisada UKS dan Sekolah Sehat tersebut.

“Saya mendapat amanah memimpin SDN Tanggungan Gudo ini belum lama, masih kisaran 1 tahun, terhitung sejak periode Februari 2020. Meski berstatus baru, tidak kendala berarti untuk meramu karakter peserta didik disini. Meski tiap anak tumbuh lewat bakat minatnya masing-masing, namun melihat antusias peserta didik yang cukup besar di bidang Tiwisada ini, memberikan motivasi baru, supaya bisa selaras dengan pembelajaran baik daring maupun luring,” jelas Aris Muktiyanah.



Menurutnya dampak positif dari program Tiwisada ini, sedikit banyak telah membentuk karakter peserta didik menuju kearah yang lebih disiplin. Sebagaimana pengakuan salah satu peserta didiknya, yang telah mempraktikkan cuci tangan dengan baik di lingkungan keluarganya.

“Dari kegiatan Tiwisada sampai Program Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang dilaksanakan sekolah pada sebelum pandemi dan awal pandemi, para peserta didik lebih meningkat pemahaman dan kedisiplinannya mengenai penerapan hidup bersih dan sehat. Mulai dari rajin menggosok gigi maupun mencuci tangan menggunakan sabun. Tanpa diarahkan oleh gurunya, peserta didik sudah memahami dan mengerti manfaat dari kebiasaan tersebut,” papar Aris.



Turut ditambahkan oleh Pembina UKS SDN Tanggungan Gudo, Sri Umami Handayani, S.Pd yang juga merupakan Guru Kelas V, bahwa hasil mempertahankan program Tiwisada dan Sekolah Sehat ini, berhasil membawa nama SDN Tanggungan Gudo turut dipertimbangkan di kancah kabupaten.

“Awal perjalanan Program Tiwisada dan Sekolah Sehat mendapat perhatian dan penghargaan, ketika di 2019 mewakili Kecamatan Gudo untuk Lomba UKS di tingkat Kabupaten. Kemudian ketika kompetisi PHBS, dari 200 peserta yang diikutsertakan, SDN Tanggungan Gudo berhasil lolos ke 10 besar,” ujar Aris menambahkan.

“Selain itu dari beberapa Program Tiwisada yang meliputi pembinaan ke peserta didik sampai kebersihan lingkungan sekolah, SDN Tanggungan Gudo mendapat bantuan tempat cuci tangan dari perusahaan alat-alat kebersihan badan. Meski saat ini kegiatan pembinaan UKS dihentikan akibat pandemi, namun untuk kaderisasi lebih lanjut tetap kami laksanakan dari kelas III. Kaderisasi Tiwisada ini, kami lakukan dengan memasukkan materi hidup bersih dan sehat, ketika pembelajaran daring,” pungkasnya.

Reporter/Foto: Donny Darmawan
Lebih baru Lebih lama