KESAMBEN – Enam guru TK Wuluh Kecamatan Kesamben duduk du kursi masing-masing. Tangan mereka sibuk menggerakkan cursor laptop. Sedangkan pandangan mereka tertuju pada layar komputer jinjing yang ada di depannya.

Satu per satu tugas yang diberikan kepada peserta didik, muncul di layar tersebut. Dikirim oleh orangtua peserta didik melalui aplikasi. Bentuknya video dengan durasi yang tidak terlalu panjang. Dari situ terlihat murid TK Wuluh sedang melompat-lompat. Melewati garis kotak yang tergurat di atas tanah.

Ada yang menyebutnya permainan engklek, ada pula yang menyebut obak dandang.Cara memainkannya adalah dengan melompati kotak-kotak yang tergambar di tanah. Pemain tidak boleh menginjak garis kotak tersebut jika tidak ingin dinyatakan gugur dalam giliran.

Dengan permainan tradisional, anak akan bergerak aktif. Akibatnya, bisa merangsang dan melatih gerak motorik anak. Selain itu, permainan tradisional juga bisa melatih anak untuk berinteraksi dengan teman bermainnya secara langsung.

Jika berhasil melempar benda (biasanya batu kecil) ke dalam kotak dan melompati setiap garis hingga tahap akhir, pemain dapat mengklaim satu kotak sebagai ‘rumah’-nya. Karena dilakukan dengan lompatan menggunakan satu kaki saja, engklek dapat melatih fungsi motorik anak.

“Termasuk melatih keseimbangan tubuh. Jenis permainan tradisional ini juga turut melatih sikap sportif pada anak yang melakukannya. Hari ini para peserta didik mendapatkan tugas tersebut,” kata salah satu guru TK Wuluh Pudji Hartiningsih S.Pd sembari memperlihatkan video yang dimaksud.

Baca Juga: Bijak Berolahraga Saat Pandemi Covid-19

Satu video selesai dilihat oleh guru, muncul video lainnya dengan tema serupa. Begitu seterusnya secara berulang-ulang. Memang, sejak pandemi Covid-19 melanda, TK Wuluh menerapkan pendidikan daring atau dalam jaringan (online). Peserta didik melakukan pembelajaran dari rumah, sedang guru mengirimkan tugas melalui grup.

Kepala TK Wuluh Luluk Indrawati S.Pd menambahkan, dolanan tradisonal merupakan materi yang masuk dalam kurukulum pembelajaran. Makanya berbagai dolanan anak diajarkan kepada peserta didik di TK tersebut. “Selain mengajarkan dolanan anak, para guru TK juga diminta untuk selalu inovatif. Yakni, memancing keinginan para peserta didik terkait materi dolanan tersebut. Sehingga selalu ada pembaruan,” kata alumnus Unesa (Universitas Negeri Surabaya) ini.



Luluk menjelaskan, dengan permainan tradisional, anak akan bergerak aktif. Akibatnya, bisa merangsang dan melatih gerak motorik anak. Selain itu, permainan tradisional juga bisa melatih anak untuk berinteraksi dengan teman bermainnya secara langsung. Hal itu tentu tidak sama saat anak bermain gadget. Karena interaksi yang terjalin sangat berbeda.

Menurut Luluk, pembelajaran daring di TK Wuluh sudah berjalan hampir satu tahun. Selama itu pula sebanyak 93 peserta didik kelas A dan B melakukan pembelajaran jarak jauh. Sedangkan jumlah tenaga guru delapan orang, termasuk kepala sekolah.

“Seluruh pembelajaran melalui online. Selain dolanan tradisional, ada juga pembelajaran membatik, mengecap, serta membantu orangtua memasak. Semua materi tersebut dikirim oleh orangtua peserta didik dalam bentuk video dan gambar,” pungkasnya.

Reporter/Foto: Y Wibisono

Lebih baru Lebih lama