JOMBANG – Suara kelakson itu seakan tak berhenti sewaktu melintasi traffic light Jalan Meyjen Sungkono Jombang. Itu adalah ulah Zaeni, kakek satu cucu ini sedang sibuk memperbaiki bunyi kelakson motor pelanggannya.

Zaeni yang membuka usaha perbaikan klaskon kendaraan bermotor, baik motor hingga mobil ini sudah berjalan kurang lebih 28 tahun. Selama itu pula dia mampu menafkahi keluarga dan mensekolahkan anak-anaknya hingga ke perguruan tinggi negeri di Surabaya.

Tak ada tarif khusus untuk biaya memperbaiki kelakson. Semua tergantung pada tingkat kerusakannya. Kalau mudah mungkin kisaran puluhan ribu saja, namun laiknya mobil dan truk karena berbeda serta rumit. Bisa sampai ratusan ribu rupiah.

“Saya belajar otodidak. Memang pada awalnya suka bongkar mesin motor. Pertama saya lakukan sekitar tahun 1987,” ungkap lelaki yang menggunakan kacamata ketika sedang memperbaiki kelakson.

Di depan emperan tokonya yang berada di deretan depan Pasar Tunggorono, dari pagi hingga sore Zaeni disibukkan memperbaiki kelakson pelanggannya yang silih berganti datang. Kadang motor, mobil, bahkan ada juga truk.

Baca Juga: Desa Jatipelem, Kecamatan Diwek Lakukan Inovasi Pasar Batik

Seperti diketahui, kelakson merupakan piranti penting bagi kendaraan bermotor. Selain mampu memberikan pertanda, juga dapat bisa digunakan mengingatkan pengendara lain yang lalai karena kurang memperhatikan pengguna jalan lainnya.



Zaeni mengungkapkan, “Tak ada tarif khusus untuk biaya memperbaiki kelakson. Semua tergantung pada tingkat kerusakannya. Kalau mudah mungkin kisaran puluhan ribu saja, namun laiknya mobil dan truk karena berbeda serta rumit. Bisa sampai ratusan ribu rupiah.”

Saat disinggung mengapa mimilih usaha kelakson? Sambil melempar sebaris senyuman, Zaeni mengakui ingin membuat usaha yang berbeda daripada lainnya. Sekiranya pula tak banyak yang menekuni, sehingga akan minim pesaing.



“Kalau dibandingkan kelakson kendaraan keluaran terbaru dan lama, saya rasa awetan yang lama. Sebab tembaga yang digunakan terlihat asli 100%, berbeda dengan sekarang,” tutup Zaeni.

Reporter/Foto: Donny Darmawan

Lebih baru Lebih lama