JOMBANG – Tiga tahun sudah berjalan Muatan Lokal (Mulok) Keagamaan dan Diniyah di Kota Santri. Membuat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang mencoba melakukan evaluasi agar ditemukan permasalahan dalam pelaksanaannya dan dicari jalan keluarnya yang paripurna. Terlebih adanya pandemi Covid-19 yang telah lebih dari satu tahun, praktis membuat pertemuan tatap muka yang semestinya terjadi untuk lebih mematangkan dan memperdalam kemampuan peserta didik dalam Mulok Keagamaan dan Diniyah urung terjadi.

Diterangkan oleh Pengawas SMP, Disdikbud Jombang, Samsul Hudah, S.Pd., M.Pd. yang telah melakukan tinjauan pelaksanaan Mulok Keagamaan dan Diniyah ditemukan jarak rumah pembimbing dan sekolah relatif cukup jauh. Hal ini sedikit banyak menghambat dan memberikan dampak ketidakproduktifan dalam pelaksanaannya.

Hasil pembelajaran Mulok Keagamaan dan Diniyah belum berjalan optimal. Masih banyak peserta didik yang belum cakap dalam memahami materi Mulok Keagamaan dan Diniyah. Apalagi di saat ini Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sangat dibatasi. Menjadikan kendala yang semakin memperparah keadaaan peserta didik dalam belajar di Mulok Keagamaan dan Diniyah.

“Sekarang dalam sepekan setidaknya pembimbing Mulok Keagamaan dan Diniyah harus datang tiga kali ke satuan pendidikan. Jika jarak tempuhnya relatif jauh, bisa jadi resiko lebih tingga terutama kelelehan mereka. Hasilnya ketika penyampaian materi pembelajaran bisa mengurangi efektifitasnya,” ungkap Samsul Hudah yang juga sebagai Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Jombang.

Baca Juga: Pekan Pertama PTM Terbatas, Tiada Materi Belajar

Sedangkan Pengawas SMP, Disdikbud Kabupaten Jombang lainnya Julaeni, S.Pd., M.Si. pun merasakan bahwa hasil pembelajaran Mulok Keagamaan dan Diniyah belum berjalan optimal. Lelaki yang kerap berpeci ini menelaah sendiri, masih banyak peserta didik yang belum cakap dalam memahami materi Mulok Keagamaan dan Diniyah. Apalagi di saat ini Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sangat dibatasi. Menjadikan kendala yang semakin memperparah keadaaan peserta didik dalam belajar di Mulok Keagamaan dan Diniyah.

Julaeni merekomendasikan dua langkah yang bisa di ambil oleh sekolah, “Pembelajaran bisa dibuat model tutor sebaya untuk mensiasati pertemuan yang terbatas. Artinya, peserta didik dapat belajar dengan temannya sendiri yang dianggap lebih mampu oleh pembimbing Mulok Keagamaan dan Diniyah. Kedua, peserta didik bisa memberikan tambahan jam atau mengikuti Taman Pendidikan Al Quran (TPQ) yang ada disekitar tempat tinggalnya. Sebab, dalam belajar Mulok Keagamaan dan Diniyah kuncinya adalah membiasakan diri melakukan dengan konsisten.”



Sementara itu menanggapi temuan Samsul Hudah, Sekretaris Disdikbud Kabupaten Jombang, Jumadi, S.Pd., M.Si. mengatakan bisa saja pembimbing Mulok Kegamaan dan Diniyah mengajukan pindah tempat mengajar. Asalkan sekolah yang bakal dituju memang ada yang kosong. Kemudian baru diproses pembaharuan surat tugas mengajar.

Reporter/Foto: Chicilia Risca Y.

Lebih baru Lebih lama