NASIONAL - Dirjen PAUD Dikdasmen, Jumeri menyarankan agar di minggu-minggu pertama pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, sekolah lebih menekankan pada membangun karakter budaya bersih dan sehat terlebih dahulu. Berikan kesempatan anak-anak menikmati PTM terbatas untuk membangun karakter bersih sehat, gotong royong dan menerapkan disiplin terhadap protokol kesehatan guna menjaga diri dan sekitarnya.

Dia mengaku, sekolah tidak perlu memaksakan mengejar capaian materi pembelajaran kepada peserta didik. Yang lebih diutamakan adalah penyampaian materi esensial, sementara sisanya dapat disampaikan melalui metode PJJ. Umumnya peningkatan jumlah kasus Covid-19 disebabkan oleh ketidakdisipilinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan secara benar.

Jadi, apabila ada guru atau peserta didik yang sakit, pastikan untuk tidak masuk ke sekolah sampai benar-benar sehat. Bagi yang pulang dari bepergian ke luar daerah, disarankan untuk melakukan isolasi mandiri terlebih dahulu untuk memastikan kondisi kesehatan yang bersangkutan.

Nadiem Makarim mencontohkan seperti apa yang disampaikan Jokowi, bahwa sekolah yang sudah atau dalam proses melakukan PTM terbatas dengan durasi belajar dan jumlah peserta didik berbeda tetap diperbolehkan selama mengikuti protokol kesehatan.

Merujuk pada SKB 4 Menteri, disebutkan bahwa Pemda berwenang menghentikan PTM terbatas dan menutup sekolah jika terdapat kasus Covid-19. Kemudian, menindaklanjutinya dengan protokol testing, tracing, dan treatment (3T) sesuai prosedur yang berlaku.

Menanggapi adanya kekhwatiran guru terhadap pemotongan tunjangan dikarenakan izin sakit atau isolasi mandiri, Jumeri menyatakan akan berkoordinasi dengan dinas Pendidikan dan Badan Kepegawaian Daerah (BKD). Nantinya guru tersebut akan diberikan dispensasi untuk mengajar dari rumah.

Kepada para orangtua, dia berpesan untuk berperan aktif dalam proses persiapan dan pelaksanaan PTM terbatas, agar berjalan aman dan nyaman. Dengan pemahaman yang dimiliki oleh seluruh warga sekolah maka pelaksanaan PTM terbatas tidak menyebabkan meluasnya Covid-19, melainkan justru meningkatkan pemahaman dan penerapan prokes di masyarakat kita.

Baca Juga: Cara Melatih Rasa Tanggung Jawab pada Anak

Tidak seperti sekolah biasa Mendikbud Ristek, Nadiem Makarim telah menyatakan, PTM terbatas tidak sama seperti sekolah tatap muka biasa. Apa yang Bapak Presiden sampaikan pada 7 Juni 2021 lalu benar, bahwa pembelajaran yang kita upayakan bersama adalah tatap muka terbatas. Sekali lagi, terbatas.

Presiden Jokowi telah memberikan contoh praktik baik dalam melaksanakan PTM terbatas. Di mana satuan pendidikan dapat mengatur satu kelas hanya diisi 25 persen murid, kegiatan belajar mengajar hanya dua jam dan satu minggu hanya dua kali pertemuan.

Nadiem Makarim mencontohkan seperti apa yang disampaikan Jokowi, bahwa sekolah yang sudah atau dalam proses melakukan PTM terbatas dengan durasi belajar dan jumlah peserta didik berbeda tetap diperbolehkan selama mengikuti protokol kesehatan.

Namun harus di bawah batas maksimal yang tercantum dalam SKB 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19. Nadiem Makarim mengungkapkan sekolah bisa menerapkan PTM terbatas dengan sedikit demi sedikit.

Sumber/Rewrite: kompas.com/Tiyas Aprilia

Lebih baru Lebih lama