JOMBANG – Memperbaiki mutu dan kualitas pendidikan seakan sudah menjadi kewajiban. Tak mengherankan apabila sejumlah jurus ampuh dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI dikeluarkan. Tentunya sangat diharapkan secara akumulatif dapat menjadi jembatan dalam meningkatkan mutu serta kualitas tersebut.

Sama halnya dengan program Sekolah Penggerak (SP) yang mengupayakan wujud dari visi pendidikan Indonesia dalam menjadikan bangsa ini lebih maju, berdaulat, mandiri, dan memiliki kepribadian Pancasila.

Memang pada muara akhirnya SP menyoal pengembangan hasil belajar peserta didik secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) sekaligus karakter dengan adanya melejitnya kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM). Utamanya bagi kepala sekolah karena pengambil kebijakan serta guru yang membawahi proses pembelajaran.

Seluruh bidang dan sub bagian yang ada di Disdikbud Kabupaten Jombang bahkan hingga pengawas telah mencoba membaca SP. Tujuannya tak lain mempersiapkan Kota Santri siap melaksanakannya secara keseluruhan.

SP dapat dikatakan bukanlah sebuah program yang baru atau masih terbilang lahir sepenuhnya karena konteks kebutuhan saat ini. Melainkan sebuah penyempurnaan program sebelumnya yang telah ada sebagai kelanjutan transformasi melecutkan kondisi lebih baik lagi seluruh komponen di sekolah. Oleh karenanya, tak salah dalam aturan mainnya dilakukan secara bertahap dan terintegrasi.

Baca Juga: Persiapan Asesmen Nasional Lengkapi Sarana Prasarana

Dalam Tahun Pelajaran (Tapel) ini Jombang tidak termasuk dalam kategori kabupaten/kota yang melaksanakan di Jawa Timur. Namun begitu melihat aspek kebermanfaatanya yang sangat besar jangka panjangnya nanti, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang, Agus Purnomo, SH., M.Si sangat menyambut baik. Bahkan tak tanggung-tanggung, lelaki yang murah senyum ini memproyeksikan menjemput pelaksanaan SP di Tapel akan datang.

“Seluruh bidang dan sub bagian yang ada di Disdikbud Kabupaten Jombang bahkan hingga pengawas telah mencoba membaca SP. Tujuannya tak lain mempersiapkan Kota Santri siap melaksanakannya secara keseluruhan,” tutur Agus Purnomo.



Hal ini pun amini oleh Kepala Bidang Pembinaan Ketenagaan, Disdikbud Kabupaten Jombang, Karyono, S.Pd., M.Pd. bahwa sejauh ini telah mempelajari tantang SP hingga matang. Bahkan sudah melakukan telaah lanjutan dengan bertandang ke Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Timur guna berunding serta meminta arahan untuk pelaksanaan SP di Jombang mendatang.

Karyono pun dibuat semakin yakin lantaran sekolah di Jombang pernah menjadi rujukkan dalam program yang dijalankan oleh United States Agency for International Development (USAID) berbasis Contekstual Teacher Learning (CTL) yakni menindaklanjuti kemampuan guru dalam merancang pembelajaran, mengembangkan kemampuan informasi, dan meningkatkan kemampuan literasi (baca/tulis) peserta didik. Pada elementernya pun tak ubahnya dalam menjadikan seluruh bagian di sekolah lebih baik daripada saat ini.

Karyono mengatakan, “SP ini bak investasi jangka panjang. Jadi bukan saja kepala sekolah, guru, dan peserta didik saja sebagai fokus utama garapannya. Melainkan segenap stakeholder lain yang terkait. Demikian pula sinergitas yang terjalin dengan sejumlah lembaga, baik itu Pemerintah Daerah (Pemda) maupun Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang masih ada kaitannya langsung dengan wilayah pendidikan di Jombang.”

Jadi, nantinya SP memiliki sebuah rupa sekolah yang mampu menggerakkan sekolah-sekolah lainnya dalam meningkatkan pembelajarannya sehingga melahirkan peserta didik dengan kompetensi baik. Langkah ini dianggap sebagai reformasi pendidikan yang begitu nyata di Indonesia sebagai bagian dari konsep ‘Merdeka Belajar’ yang di gadang oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Nadiem Makarim.

Oleh sebab itu, Karyono menambahkan dalam SP guru tak hanya mampu menjalankan pembelajaran dalam satu arah saja. Tetapi menciptakan pelbagai aktivitas yang menyenangkan dengan memuat kompetensi bernalar kritis, kolaboratif, dan kreatif.

Dipaparkan dalam laman Kemendikbud RI nantinya memiliki kepala sekolah yang mengerti proses pembelajaran peserta didik dan mampu mengembangkan guru. Tak hanya mampu mengatur oprasional sekolah, tetapi sudah di luar kepala memahami secara utuh pembelajaran yang dilakoni peserta didik. Ditambah sanggup menjadi mentor bagi guru di sekeolah tersebut. Demikian juga dengan guru, di dalam SP guru sudah berbeda dalam cara pengajarannya karena sudah bisa memberikan sesuai level yang tepat kepada peserta didik. Andaikan saja peserta didik memiliki jangkauan berpikir yang lebih, maka bisa ditingkatkan sesuai dengan porsinya.

Tidak kalah penting juga adalah dukungan komunitas atau stakeholder yang masih terdapat hubungan dengan aktivitas pendidikan di sekolah. Sebagai contoh komunitas ini ialah orang tua, tokoh masyarakat, maupun pemerintah setempat. Sudah bukan tanggung-tanggung lagi dalam mendukung kualitas belajar peserta didik secara penuh.



Sementara itu Kepala Bidang Pembinaan SMP, Disdikbud Kabupaten Jombang, Agus Suryo Handoko, S.Pd., M.MPd. menjabarkan sejauh ini Jombang telah melakukan telaah lebih lanjut kebutuhan yang ada relevansinya saat menyelenggarakan SP. Untuk itu sejumlah kolaborasi serta komitmen dijalin dari sekarang sehingga dari rencana awal pelaksanaannya pada Oktober 2021 sudah siap keseluruhannya. Khususnya dalam Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) karena dalam menyambut SP dibutuhkan pembiayaan guna pelatihan dalam skala besar kepada konstituen SP.

Senada dengan Agus Suryo Handoko, Sekretaris Disdikbud Kabupaten Jombang, Jumadi, S.Pd., M.Si. pun membenarkan jika nantinya akan diadakan PAK. Namun sebelumnya akan dilakukan komunikasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Jombang. Selain melihat kemungkinan serta peluangnya, juga dapat menentukan prioritas yang dijalankan dahulu.

“Biar bagaimana pun juga anggaran yang bakal dikeluarkan dalam menuju SP tidaklah sedikit. Lantaran ini berkelanjutan pasti membutuhkan biaya yang besar. Serupa saat dahulu melihat pemberlakuan Kurikulum 2013 (K13) beberapa tahu lalu yang harus melatih seluruh guru di Jombang. Oleh karenanya perhitungan yang matang akan membantu kesuksesan jalannya SP jikalau Jombang telah masuk dalam kabupaten/kota yang melaksanakan. Tiada sampai gelagapan karena tidak adanya persiapan sebelumnya,” jelas Jumadi.



Sementara itu Kepala Sub Bagian Penyusunan Program dan Evaluasi, Disdikbud Kabupaten Jombang, Ana Arisanti, SE., M.Si. menyebutkan tahap awal memang akan dilaksanakan sosialisasi untuk jenjang pendidikan PAUD, SD, dan SMP baik negeri/swasta di_21 kecamatan di Kabupaten Jombang. Harapannya bisa muncul kesadaran dari masing-masing civitas akademik bahwa pelaksanaan SP ini adalah bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pribadi dan kelompok agar semakin lebih baik.

“Akan sulit pastinya jika hanya sekadar melakoni persiapan menuju SP tanpa adanya hasrat dari dalam diri sendiri. Selain dipastikan tak akan berjalan maksimal, juga tentunya ada saja kendala yang bakal menghambat bahkan menjadikan sia-sia segala upaya peningkatan mutu serta kualitas yang dikehendaki dalam SP,” tegas Ana Arisanti.

Selain perempuan berkacamata ini mengungkapkan dalam pelaksanaan sosialisasi pertama akan dijalankan dengan kerja sama antara Bidang Pembinaan PAUD dan PNF, SD, SMP, beserta Ketenagaan, Disdikbud Kabupaten Jombang. Bahkan tidak menutup kemungkinan bila tidak hanya Disdikbud Kabupaten Jombang saja yang melakukannya, melainkan menggandeng juga LPMP Jawa Timur dalam pemberian bekal materi-materi dasar yang wajib dimiliki sebagai bagian komponen SP tersebut.

Selain perkara SDM yang digembleng habis, dalam SP perlu diperhatikan juga bawa nantinya ada pendampingan yang bersifat konsultatif dan asimetris. Dilanjutkan dengan perubahan paradigma baru mengenai pembelajaran. Ibaratnya sejak dalam pikiran sudah memiliki kehendak berupa dalam menatap pembelajaran yang berlangsung di sekolah. Demikian juga perencanaan harus berbasis data. Tak boleh lagi sekadar angan, melainkan berangkat dari temuan yang diperoleh di lapangan sehingga penyusunannya pun lebih tepat karena sesuai dengan kondisi real yang terjadi.

Apalagi melihat kemajuan era saat ini yang semua sudah cukup dilakukan dari genggaman (baca: telepon seluler), sewajarnya juga mulai melakukan digitalisasi seluruh aspek yang terdapat di sekolah. Dengan demikian seperti sebelumnya dalam penyusunan rencana yang berbasis data, begitu pun dalam rangkai seluruh aspek pembelajaran harus terdigitalisasi. Serangkain hal itulah yang akan diintervensikan dalam SP tersebut.

Manfaatnya pun dapat dibilang sangat besar dalam pelaksanaan SP ini, seperti dijelaskan oleh Jumadi diantaranya adalah terjadi peningkatan mutu pendidikan dalam kurun waktu 3 (tiga) Tapel kedepan. Jelas ini merupakan investasi yang luar biasa ketika menginjak di tahun ketiga terjadi perubahan yang mendasar dan relevansinya ada sangkut pautnya dengan kebutuhan saat itu pastinya.



Kondisi yang sama juga dilihat oleh Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Jombang, Samsul Hudah, M.Pd. dengan melakukan SP dibeberapa sekolah yang telah siap dan terdaftar maka dilaksanakan terlihat bibit unggul baik dari kepala sekolah serta guru. Sedangkan peserta didik tentunya akan menorehkan hasil yang cemerlang dalam pembelajaran. Kalau soal prestasi hanya sebagai pelengkap dari capaian yang sudah dijalaninya selama berada di SP.

Samsul Hudah yang juga menjadi Pengawas SMP, Disdikbud Kabupaten Jombang menyampaikan. “Artinya akan semakin banyak kepala sekolah dan guru berprestasi. Jelasnya jika dimaknai secara penuh akan mampu memberikan hentakan kuat dalam peningkatan kualitas pendidikan di Jombang. Itu bukan hisapan jempol belaka, terbukti dari sekolah-sekolah yang berkualitas pasti diiringi dengan ragam inovasi.”



Selain itu bagi sekolah jelasnya juga mempunyai kesempatan sebagai katalis perubahan di sekolah lain, terlaksana percepatan digitalisasi sekolah, dan pencapaian profil pelajar Pancasila. Maksudnya adalah mencerminkan sebagaimana kepribadian Pancasila laiknya yang diproyeksikan dalam pendidikan karakter selama ini.

Sementara itu bagi Pemda pun masih ada manfaat yang pasti besar juga. Oleh karena itu, tak heran jika ketika Agus Purnomo menyampaikan gagasan SP ini kepada Bupati Jombang, Hj. Mundjidah Wahab langsung mendapatkan sambutan manis. Selain diminta meninjau lebih lanjut, juga diharapkan mencukupi kebutuhan daripada pelaksanaan SP ini.

Seperti dijelaskan oleh Kemendikbud RI bahwa manfaat potensial yang bakal dilahirkan dalam SP semisal meningkatkan kompetensi SDM di sekolah, pembelajaran yang berlaku pun jauh lebih menarik juga menyenangkan, terjadi percepatan peningkatan mutu pendidikan di daerah tersebut. Artinya, daerah pelaksana SP dapat menjadi rujukkan praktik dalam pengembangan SP dan peluang mendapat penghargaan sebagai darah penggerak pendidikan pun kian besar.

Reporter/Foto: Chicilia Risca Y.

Lebih baru Lebih lama