NGUSIKAN – Keriuhan terlihat jelas dari kejauhan di SDN Keboan, Kecamatan Ngusikan pada Selasa (30/3/2021). Banyak di antara mereka yang mengenakan busana daerah membuat daya tarik tersendiri. Namun bukan peserta didik yang melakukan itu semua, melainkan para guru yang tergabung dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) Kelas Kecamatan Ngusikan yang sedang mempersiapkan diri melaksanakan Workshop Peningkatan Kompetensi Bahasa Jawa.

Dikatakan Ketua KKG Kelas Kecamatan Ngusikan, Hendra Wahyurianto, S.Pd.SD bahwa kegiatan ini merupakan tindaklanjut dari pelaksanaan serupa yang ada di Dinas Pendidikan dan Kabudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang beberapa waktu lalu. Kini diimbaskan kepada seluruh guru di kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto tersebut.

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan serupa yang ada di Dinas Pendidikan dan Kabudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang beberapa waktu lalu. Kini diimbaskan kepada seluruh guru di kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto tersebut.

“Pada substansinya para guru akan mengasah kompetensinya di bidang Bahasa Jawa. Tentunya dengan tutor sebaya yang sebelumnya sudah mengikuti workshop di Disdikbud Kabupaten Jombang. Sedangkan menggunakan busana daerah agar semakin melarutkan dalam kegiatan ini. Akhirnya semua menyatu dan merasa melebur di dalamnya,” jelas Hendra Wahyurianto.

Baca Juga: Tips Mahasiswa Baru Menggali Potensi Diri Saat Kuliah Daring

Diberlakukannya Workshop Peningkatan Kompetensi Bahasa Jawa dengan model seperti ini, menurut salah satu peserta dan merangkap sebagai panitia dari SDN Kedungbogo, Kecamatan Ngusikan, Subekti Utomo, S.Pd. SD diharapkan mampu meningkatkan antusias semua peserta sebanyak 48 guru ini.



Bahkan Subekti Utomo pun tak menampik, bahwa pengimbasan ini sangat besar manfaatnya baik guru muda ataupun yang telah lama. Selain memperbaruhi wawasan keilmuannya, juga bisa berkolaborasi dalam pembelajaran Bahasa Jawa yang menarik. Sebab, tantangan yang dihadapi sekarang ini berbeda dengan sebelumnya.

Hal ini pun dibenarkan oleh narasumber Workshop Peningkatan Kompetensi Bahasa Jawa, Muliadi, S.Pd.SD jika dulu untuk menjadi guru Bahasa Jawa mesti memahami keseluruhan akan bahasa dan tembang Jawa. Namun sekarang ini sudah sangat jauh berbeda sehingga kegiatan semacam ini mampu kembali menggugah kecintaan terhadap Bahasa Jawa secara utuh.



“Tak ada yang merasa paling pintar. Semua kompak bertukar pendapat hingga melahirkan variasi ide pembelajaran yang banyak. Biarpun ada perbedaan generasi yang mencolok, itu bukan menjadi alasan mengurangi geliat kami,” tutur lelaki yang juga mengajar di SDN Kromong Kecamatan Ngusikan ini.

Reporter/Foto: Donny Darmawan

Lebih baru Lebih lama