JOMBANG – Pembelajaran peserta didik di tengah pandemi memang butuh tenaga serta pikiran ekstra. Terutama kalau dibutuhkan peraga agar proses pelesapan pemahaman dapat berjalan dengan sempurna. Maka kreatifitas guru ditekankan dan menjadi modal dasar dalam melangsungkan pembelajaran hingga paripurna karena dijalankan secara daring.

Oleh karenanya, Universitas Terbuka (UT) Kelompok Belajar (Pokjar) Putra Bangsa Jombang memberikan materi praktik kepada para mahasiswanya yang sebagian besar merupakan guru. Para guru tersebut mesti menjalankan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan Permendikbud Nomor 46 Tahun 2016 Tentang Penataan Linieritas Guru Bersertifikat Pendidik.

Acara Praktik IPA Mahasiswa UT PGSD 2021 yang dilaksanakan pada Minggu (2/5) di Aula 1 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang ini menekankan pada praktik pembelajaran IPA.

Memang dalam mata kuliah IPA sangat membutuhkan praktik sebagai relefansi dari definisi umum yang sebelumnya telah diperoleh. Dengan begitu, diharapkan mahasiswa akan mampu mengesinambungkan dengan kondisi yang ada di sekitarnya.

Diterangkan oleh narasumber, Tjahjo, M.MPd bahwa dalam mata kuliah IPA sangat membutuhkan praktik sebagai relefansi dari definisi umum yang sebelumnya telah diperoleh. Dengan begitu, diharapkan mahasiswa akan mampu mengesinambungkan dengan kondisi yang ada di sekitarnya. Membuat pembelajaran IPA tidaklah sukar, malah sebaliknya karena banyak contoh yang disediakan di lingkungan.

“Saat mempelajari gelombang transfesal, tak perlu harus menjelaskan secara tekstual. Namun guru bisa mencari contoh gerakan glombang transfesal tersebut dari hal-hal yang ada di sekitar peserta didik untuk mejelaskan bentuknya. Misalkan saja ketika ular berjalan meliuk ke kanan dan ke kiri,” terang Tjahjo yang juga seorang Dosen Praktik IPA dari UT Surabaya.

Baca Juga: Ainun Fuadah Mendidik Itu Panggilan Jiwa

Salah satu mahasiswa yang mengikut kuliah praktik yang dilaksanakan dalam satu tahun dua kali, Helmi Tanto mengungkapkan, selain mengambil model atau ilustrasi dari sekitar lingkungan peserta didik, penting juga kemampuan guru dalam penguasaan kelas.

Lebih lagi tatkala praktik di kelas dengan waktu yang terbatas, guru harus mampu memainkan peran dan menggunakan waktu yang ada dengan baik. Jika tidak maka belum tuntas praktiknya dan peserta didik terganjal mendapat sari pelajaran tersebut.

Helmi Tanto yang juga guru di SDN Begendeng III Jatikalen mengatakan, “Strategi yang dipilih guru adalah menjadi penentunya. Ditambah dengan latar pemahaman peserta didik yang berbeda. Harus tepat pelaksanaannya juga merangsang pemahaman peserta didik tersebut.”

Reporter/Foto: Chicilia Risca Y./Istimewa

Lebih baru Lebih lama