JOMBANG – Dunia pendidikan tidak hanya berkutat pada perihal akademis maupun non-akademis. Ada satu sisi yang lain harus disentuh karena memiliki dampak yang besar bagi peserta didik kedepannya, yakni karakter.

Sama halnya sebuah rumah, jika tidak dibangun dengan pondasi yang sempurna, dipastikan tak akan berusia lama akan roboh. Begitu pun peserta didik, biarpun memiliki kematangan akademis dan non-akademis, namun karakternya buruk akan memberikan efek domino yang tentunya merugikan.

SDN Tunggorono II Jombang pun telah mempersipkan pendidikan karakter untuk peserta didiknya. Walaupun selama pandemi Covid-19 terhalang Pembelajaran Tatap Muka (PTM) hampir genap setahun, serta kini dilakukan PTM masih sangat terbatas. Tidak mengurangi optimisme dalam menyemai pendidikan karakter kepada peserta didik.

Walaupun selama pandemi Covid-19 terhalang Pembelajaran Tatap Muka (PTM) hampir genap setahun serta kini pun dilakukan PTM masih sangat terbatas. Tidak mengurangi optimisme dalam menyemai pendidikan karakter kepada peserta didik.

Diungkapkan Kepala SDN Tunggorono II Jombag, Ismunarko, S.Pd. bahwa dalam penanaman pendidikan karakter pada peserta didik tidaklah formal laiknya dalam pembelajaran di kelas. Melainkan melalui kebiasaan yang melibatkan peserta didik. Alhasil, akan tercipta pengalaman dan mampu menyarikannya sebagai perwujudan pendidikan karakter yang baik.

Baca Juga: Bengkel Sutaji Modifikasi Motor untuk Difabel

“Mulai dari membantu sesama hingga mengunjungi panti asuhan. Memang dimaksudkan mereka mampu memahami sendiri mana nilai-nilai yang patut dijadikan pedoman hidupnya, begitu juga yang tidak seharusnya dilakukannya. Tentu sesuai pemikiran mereka yang notabene masih usia anak-anak,” jelas Ismunarko.



Ditambahkan oleh Guru Kelas IV, SDN Tunggorono II Jombang, Fatimah Durotul Mun Faida, S.Pd.SD bahwa tidak berhenti disitu dalam membiasakan praktik berbuat kebajikan. Diantaranya saat PTM berlangsung, peserta didik diminta untuk disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan dalam memutus matarantai penyebaran Covid-19. Tak hanya untuk dirinya sendiri, namun orang-orang terdekat di sekolah serta di rumah.

Diterangkan Fatimah Durotul Mun Faida, “Awalanya memang sulit karena belum terbiasa. Seiring kerap melakukan di sekolah, kemudian berimbas di lingkungan lainnya. Mereka pun menyadari tentang kepadulian terhadap sesama.”

Reporter/Foto: Chicilia Risca Y./Istimewa

Lebih baru Lebih lama