JOMBANG – Daerah pegunungan Anjasmoro sudah sangat dikenal oleh masyarakat luas sebagai penghasil kopi dan durian unggul. Khususnya pada jenis Kopi Exelsa dan Durian Bido yang memiliki cita rasa tersendiri. Berbeda daripada kopi dan durian pada umunya.

Sayangnya masih banyak yang kurang menyentuh kulit kopi dan durian. Padahal dua komoditas tersebut memiliki keunggulan luar biasa jika mampu diolah secara serius. Tentu, mampu menghasilkan rupiah. Sehingga tak hanya terbuang percuma.

Hal itulah yang diinisiasi SMA Negeri 1 Jombang. Mereka mengajak peserta didiknya yang tergabung dalam Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) meneliti dan memberdayakan ulang kulit kopi serta durian agar memiliki nilai manfaat.

Bahkan tidak menutup kemungkinan untuk dikembangkan dengan serius. Tak cukup berhenti pada tataran sekolah saja, tetapi dapat menjadi kunci pembuka menuju gerbang entrepreneurship bagi peserta didik melalui ruang inovasi ini.

Dijelaskan oleh Pembina KIR, SMA Negeri 1 Jombang, Yustiningsih, S.Pd., M,T bahwa ide awalnya muncul ketika memperhatikan proses pembuatan kopi luwak. Ternyata yang dimakan luwak bukanlah biji kopinya, tetapi hanya kulitnya saja. Artinya, ada sebuah cita rasa tersendiri hingga membuat luwak berkenan mengonsumsi kulit kopi sebagai makanannya. Sementara biji kopinya dibuang melalui fesesnya.

Baca Juga: SD/SMP Negeri Wajib Pasang CCTV

“Dari situlah maka saya mengajak peserta didik yang turut dalam ekstrakurikuler KIR melakukan percobaan. Sedangkan kalau kulit durian sendiri ternyata juga memiliki banyak khasiat karena adanya kandungan antiseptic. Sehingga cocok untuk menangkal penularan Covid-19,” jelas Yustiningsih.



Akhirnya terlahirlah gagasan yang sudah dibuktikan melalui penelitian sederhana, yakni kulit kopi dapat dijadikan bahan baku campuran pembuatan ice cream. Sementara kulit durian melalui proses tersendiri, bisa digunakan sebagai sabun.



Kepala SMA Negeri 1 Jombang, Zainal Fatoni, S.Pd., M.Pd., M.M.Pd., M.Si sangat senang dan mendukung inovasi yang dilakukan oleh peserta didiknya. Hal ini telah membuktikan bahwa pendidikan di bangku sekolah tak hanya menuntaskan pembelajaran saja. Bahkan lebih lanjut bisa menemukan inovasi yang sangat bermanfaat bagi khalayak jika dibina dengan baik.



Zainal Fatoni menuturkan, “Bahkan tidak menutup kemungkinan untuk dikembangkan dengan serius. Tak cukup berhenti pada tataran sekolah saja, tetapi dapat menjadi kunci pembuka menuju gerbang entrepreneurship bagi peserta didik melalui ruang inovasi ini.”

Reporter/Foto: Chicilia Risca Y.

Lebih baru Lebih lama