Anak Berkebutuhan Khusus sedang belajar membatik bersama. (ist)


NASIONAL - Proses belajar daring di tengah pandemi Covid-19 bukanlah kondisi ideal bagi anak berkebutuhan khusus (ABK). Meski begitu, ada yang bisa dilakukan orangtua agar anak tetap mendapatkan hak untuk belajar.

Psikolog Tim Akademi Cikal, Dini Rahmawati mengatakan ada beberapa strategi yang dapat diterapkan orangtua bisa membantu memotivasi anak berkebutuhan khusus untuk tetap semangat dalam proses belajar saat ini. Diharapkan, sejumlah langkah ini dapat membangun semangat, komunikasi, dan motivasi dalam proses belajar daring bagi anak dengan kebutuhan khusus selama di rumah.

Selama proses pembelajaran di rumah, orang tua bisa mendampingi anak untuk memastikan anak memahami proses belajar yang dilakukan dan juga membangun semangat dengan ikut serta dalam mendampingi anak melakukan kegiatan sekolah serta menciptakan dukungan sosial yang bisa membantu anak untuk tetap termotivasi belajar.

Bangun Kebiasaan Belajar Harian

Menurut Dini Rahmawati, langkah pertama yang bisa dilakukan orangtua dengan anak berkebutuhan khusus ialah membuat jadwal khusus yang diprioritaskan untuk belajar membangun kebiasaan belajar setiap harinya.

Jika anak ikut kelas daring, pastikan untuk melakukan rutinitas tertentu untuk menyiapkan anak. Misalnya, dibiasakan untuk mandi, menggunakan baju rapi, dan sarapan sebelum kelas online dimulai. Setelah membuat belajar sebagai kebiasaan harian, orangtua dapat menciptakan suasana rumah yang menyenangkan untuk belajar. Sehingga anak dapat menjalani proses belajar daring dengan lebih bermakna.

Baca Juga: Evaluasi PTM: Terus Tegakkan Prokes

Dini Rahmawati menambahkan orang tua dapat menyiapkan ruangan atau pojokan dalam rumah yang dibuat dengan suasana yang nyaman untuk membantunya belajar. Tak perlu keluar biaya, bisa sekedar merapikan ruangan dan memindahkan semua perangkat belajar di suatu tempat agar mudah dijangkau.

Komunikasi Erat dengan Guru

Apabila orang tua dan anak menghadapi kendala dalam belajar, orangtua dapat membangun komunikasi yang erat dengan guru atau pendidik yang memahami program, dan kebutuhan murid dengan kebutuhan khusus untuk melakukan konsultasi.

Dini Rahmawati menjelaskan saat belajar di rumah orang tua diberi tanggung jawab untuk mendampingi anak belajar. Orang tua dapat berkomunikasi secara berkala dengan guru untuk memastikan bahwa anak berkembang sesuai dengan kemampuannya dan mendapat masukan mengenai cara yang baik untuk mendampingi sesuai kebutuhannya.

Setelah membangun komunikasi dua arah, strategi terakhir adalah orang tua dapat membangun semangat dan memberikan dukungan yang kuat pada anak dengan kebutuhan khusus di rumah agar tetap termotivasi belajar.

Dia mengatakan selama proses pembelajaran di rumah, orang tua bisa mendampingi anak untuk memastikan anak memahami proses belajar yang dilakukan dan juga membangun semangat dengan ikut serta dalam mendampingi anak melakukan kegiatan sekolah serta menciptakan dukungan sosial yang bisa membantu anak untuk tetap termotivasi belajar.

Sumber/Rewrite: kompas.com/Tiyas Aprilia

Lebih baru Lebih lama