Suasana pemberian materi workshop pembelajaran PAUD berbasis STEAM di aula 3 Disdikbud Kabupaten Jombang. (Rabithah)


JOMBANG - Pembelajaran pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menjadi sangat penting, lantaran sebagai gerbang pembuka dalam melanjutkan studi selanjutnya. Oleh karena itu, pembelajaran di PAUD harus dilakukan dengan serius serta terus melakukan pembaharuan metode yang digunakan. Hal itu melihat dari perkembangan belajar anak didik yang terus mengalami perubahan sesuai zamannya.

Untuk itu Bidang Pembinaan PAUD dan PNF, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang menyelenggarakan Workshop Metode Pembelajaran Berbasis Science, Technologu, Engineering, Arts, dan Matematics (STEAM) pada (16/6) di Aula 1 dan 3 Disdikbud Kabupaten Jombang, Acara itu melibatkan seluruh guru PAUD dari perwakilan semua kecamatan yang ada di Kota Seribu Pesantren.

Pada penerapan metode STEAM dengan loose parts yaitu menggunakan bahan yang dapat dipindahkan, dibawa, digabungkan, dirancang ulang, dipisahkan dan disatukan kembali dengan berbagai cara. Guru harus mampu memanfaatkan bahan alam di sekitarnya.

Diungkapkan Kepala Bidang Pembinaan PAUD dan PNF, Disdikbud Kabupaten Jombang, Moh. Suyuti, MM. bahwa Workshop STEAM ini memang terbilang baru bagi guru PAUD, karena sebelumnya belum pernah diselenggarakan. Sangat sesuai guna memberikan kebaharuan wawasan sekaligus pengalaman guru PAUD, mengingat perkembangan anak didik saat ini sangat cepat. Khususnya dalam menimba pengetahuan tentang pelbagai hal disekitarnya.

Baca Juga: Rumah Gaya Kolonial Jadi Pusat Kegiatan Sosial

“Senyampang, metode ini terbilang lengkap. Jadi, guru akan mampu mendeteksi dini kebutuhan anak didik di tengah arus globalisasi sekarang. Untuk mempersiapkan dirinya di masa akan datang,” terang Moh. Suyuti.

Setelah pemberian materi workshop, para peserta mempraktikkan pembelajaran PAUD berbasis STEAM bertempat di aula 1 Disdikbud Kabupaten Jombang. (Rabithah)

Sementara narasumber Workshop STEAM, Dr. Izzul Fitriyah, SH., M.Pd. menerangkan bahwa metode ini merupakan desain pendekatan pembelajaran yang sesuai bagi anak didik di abad 21. Disebabkan akan merangsang anak didik guna berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, juga komunikatif. Dengan kata lain, metode STEAM ini sangat sesuai dengan pendekaiatn scientific yang sudah berkembang sebelumnya Kurikulum 2013.

Kepala Bidang Pembinaan PAUD dan PNF, Disdikbud Kabupaten Jombang, Moh. Suyuti, MM. (Rabithah)

“Pada penerapan metode STEAM dengan loose parts yaitu menggunakan bahan yang dapat dipindahkan, dibawa, digabungkan, dirancang ulang, dipisahkan dan di satukan kembali dengan berbagai cara. Guru harus mampu memanfaatkan bahan alam misalnya batu kerikil, ranting, daun untuk diidentifikasi warna, maupun jumlahnya,” kata Izzul.

Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian PAUD dan PNF Disdikbud Kabupaten Jombang, Ifbahrorudin Ahmad Gurbha, S.Pd.,M.M. (Rabithah)

“Tidak terpaku pada bahan buatan pabrik yang berbahan plastik. Selain hemat, anak didik juga lebih mudah menangkap materi dan memecahkan masalah apabila bahan ajarnya sudah familiar dengan apa yang ditemuinya setiap hari,” ungkap perempuan yang juga menjabat sebagai Asesor BAN PAUD-PNF Jawa Timur itu.

Pemateri pada acara workshop Dr. Izzul Fitriyah, SH, M.Pd. (Rabithah)

Ditambahkan Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian, Bidang Pembinaan PAUD dan PNF Disdikbud Kabupaten Jombang, Ifbahrorudin Ahmad Gurbha, S.Pd., MM. bahwa setelah berjalannya Workshop STEAM ini diharapkan para guru memiliki catatan atau dapat menyusun modul pembelajaran berbasis STEAM. Tujuannya untuk diimbaskan pada rekan sesama pendidik yang ada di lembaganya. Selanjutnya dapat menuangkan metode ini ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Salah satu peserta workhsop dari lembaga Kelompok Belajar (KB) Nahdlatush Shibyan, Ervin Zuliana. (Rabithah)

Salah satu peserta Workshop STEAM, Ervin Zuliana mengungkapkan bahwa sangat antusias untuk mengikuti kegiatan ini. Dirinya mengaku belum pernah mendapatkan materi pembelajaran terkait metode STEAM. Menurutnya metode ini cocok diterapkan karena sudah mencakup aspek pengetahuan yang dibutuhkan anak didik. Terlepas hanya mengajarkan baca, tulis dan hitung saja, penting untuk menumbuhkan pola berpikir anak dalam memecahkan permasalahan.

Reporter/Foto: Rabithah Maha Sukma

Lebih baru Lebih lama