Kegiatan belajar bahasa oleh anak-anak. (ist)


SUMOBITO – Salah satu cara menyejahterakan masyarakat adalah melalui jalur pendidikan. Makin tinggi ilmu yang dimilikinya, maka kian besar kesempatan dalam merambah pelbagai ruang-ruang sosial yang ada. Pemerintah Desa Talunkidul, Kecamatan Sumobito pun menyadari akan pentingnya hal itu sehingga mendirikan Taman Belajar di Dusun Balongsono.

Diterangkan oleh Kepala Urusan Kesejahteraan Masyarakat, Desa Talunkidul, Muhammad Machfud bahwa Taman Belajar tersebut tidak hanya diperuntukkan kepada anak-anak usia sekolah. Tetapi bagi mereka yang usianya sudah renta pun diperkenankan turut serta dalam belajar di angsana.

Pembelajarannya jelas berbeda. Untuk lansia dari Senin sampai Rabu belajar tartil, Kamis mengenai doa dan niat salat, sementara Jumat praktik hafalan. Sedangkan untuk anak-anak selain belajar agama, diajarkan juga tiga bahasa yaitu Bahasa Inggris, Arab, dan Mandarin.

“Kami melakukan pembelajaran setiap selesai Salat Magrib hingga menjelang masuk waktu Isyak. Antusias cukup tinggi, sehingga kami bedakan tempatnya untuk anak-anak juga lanjut usia (lansia). Dengan demikian dapat berjalan bersamaan dan mencapai target pembelajaran yang direncanakan,” ujar Muhammad Machfud.

Baca Juga: Manfaat Me Time untuk Kesehatan Mental

Tantangan yang dihadapi ketika mengajari masyarakat yang tergolong lansia agaknya berbeda. Selain faktor usia juga pola berpikirnya berbeda, sehingga harus lebih memahami dan menyesuaikan diri. Ibaratnya seperti menulis di atas air, para lansia perlu dituntun dan diajari terus menerus agar ilmu yang disampaikan dapat diserap dengan baik.

Kegiatan mengaji oleh siswa lansia. (ist)

Kader Pemberdayaan Masyarakat, Dusun Balongsono, Desa Talunkidul, Hikma Triana, S.S. yang sekaligus merangkap sebagai pengajar mengatakan, tercetusnya ide membuat Taman Belajar berawal ketika sudah difungsikannya Masjid Sunan Kalijaga. Diharapkan dengan simbiosis kegiatan lainnya dapat meramaikan masjid.

Kepala Urusan Kesejahteraan Masyarakat Desa Talunkidul, Muhammad Machfud. (Bhedari)

Hikma Triana memaparkan, “Pembelajarannya jelas berbeda. Untuk lansia dari Senin sampai Rabu belajar tartil, Kamis mengenai doa dan niat salat, sementara Jumat praktik hafalan. Sedangkan untuk anak-anak selain belajar agama, diajarkan juga tiga bahasa yaitu Bahasa Inggris, Arab, dan Mandarin.”

Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa Talunkidul, Hikma Triana, S.S. (Bhedari)

Dibantu sejumlah rekan lain, semakin mempermudah langkah Hikma Triana dalam memberikan pembelajaran. Pembelajaran Bahasa Inggris bertujuan agar anak-anak di Desa Talunkidul mampu berkomunikasi dengan baik. Sedangkan Bahasa Arab dan Mandarin, hanya diperkenalkan dasar-dasarnya, semisal mengenal nama-nama benda maupun hitungan.

Reporter/Foto: Bhedari Damastuti/Istimewa

Lebih baru Lebih lama