1.	Kepala Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang bersama Staf Ahli Bupati Bidang Keuangan Perekonomian dan Pembangunan, Fahrudin Widodo, S.H. M.M. yang tergabung dalam Tim II Monitoring dan Evaluasi PTM Tahap II saat sedang memeriksa dokumen kelengkapan PTM di jenjang PAUD. Selasa (26/10). (Donny).
Kepala Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang bersama Staf Ahli Bupati Bidang Keuangan Perekonomian dan Pembangunan, Fahrudin Widodo, S.H. M.M. yang tergabung dalam Tim II Monitoring dan Evaluasi PTM Tahap II saat sedang memeriksa dokumen kelengkapan PTM di jenjang PAUD Selasa (26/10). (Donny)


Dalam monitoring dan evaluasi PTM Tahap II hasilnya akan kami gunakan sebagai dasar pengambilan dalam mengawal keberlanjutan pembelajaran yang tak terbatas di seluruh jenjang di Kabupaten Jombang.

Staf Ahli Bupati Bidang Keuangan Perekonomian dan Pembangunan, Fahrudin Widodo, S.H. M.M.


JOMBANG – Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTM) yang sudah berlangsung selama dua bulan ini, ditindaklanjuti oleh Pemerintah Kabupaten Jombang dengan melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev). Berdasarkan hasil rapat koordinasi bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang bertempat di Ruang Asisten Pemerintahan dan Kesra, pada Senin (4/10) disepakati bahwa Monitoring dan Evaluasi PTM Tahap II menyasar satuan pendidikan yang berada di binaan Kantor Kementerian Agama (Kemenag), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), dan Cabang Dinas (Cabdin) Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wilayah Kabupaten Jombang.

Monev ini dilaksanakan mulai Selasa sampai Rabu (26-27/10) di sembilan kecamatan. Diantaranya, Kecamatan Jombang, Ploso, Mojoagung, Sumobito, Megaluh, Tembelang, Kabuh, Ngoro dan terakhir Wonosalam. Selain melibatkan Kemenag, Cabdin, dan Disdikbud, tim monitoring evaluasi juga terdiri dari Dinas Kesehatan (Dinkes), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Kabupaten Jombang yang terbagi dalam tiga tim.

Pelaksanaan monev di awali dari jenjang TK/RA, terkait protokol kesehatan berjalan dengan sebagaimana mestinya. Meski masih ada beberapa anak didik yang berkerumun dan menurunkan masker, para guru secara sigap mengingatkannya. Kemudian, rekomendasi oleh tim monev bagi jumlah anak didik yang berjumlah lebih kurang 150 dibuat beberapa sif untuk melaksanakan ketentuan, dimana satu kelas diisi lima anak didik.
 
Isi dari instrumen saat sedang diisi oleh Tim Monev. (Donny)

Selanjutnya untuk jenjang SD/MI, ditemukan sarana prasarana kamar mandi yang masih kurang memadai jumlahnya bagi seluruh peserta didik. Rekomendasi yang diberikan oleh tim yakni, untuk segera mengajukan pembangunan kamar mandi agar pola hidup bersih dan sehat bisa berjalan optimal.

Baca Juga: Asal Usul Sambal di Indonesia  

Terakhir di jenjang SMP/ MTs protokol kesehatan sudah laik dijalankan, hanya saja beberapa tempat cuci tangan dan thermogun tidak bisa digunakan maksimal. Atas temuan ini rekomendasi yang diberikan oleh tim monev ialah, pihak satuan pendidikan harus cepat mengganti alat penunjang protokol kesehatan tersebut.

Staf Ahli Bidang Sumber Daya Masyarakat (SDM) dan Kemasyarakatan Pemerintah Kabupaten Jombang, Drs. Wignyo Handoko, M.Si. menyampaikan perihal temuan ini, harusnya terdapat komunikasi yang baik antara guru dan wali anak didik, sehingga tercipta pola pembelajaran yang disiplin. Sekaligus bisa menjadi deteksi dini apabila terjadi suatu gejala di lingkungan satuan pendidikan. Kemudian, terkait materi pembelajaran anak didik sedari dini disematkan mindset protokol kesehatan, misalnya melalui lagu dan senam anti korona.

Pelaksanaan Monev di jenjang SMP. (Donny)

Tak jauh berbeda dari penurutan Wingyo Handoko, Staf Ahli Bupati Bidang Keuangan Perekonomian dan Pembangunan, Fahrudin Widodo, S.H. M.M. mengatakan bahwa yang mendasari dilakukannya monev ini, selain pemantauan teknis pelaksanaan protokol kesehatan dan kebersihan sarana prasana di setiap satuan pendidikan. Dasar lainnya ialah untuk mengikis dampak psikologis peserta didik yang mengalami kejenuhan ketika belajar dengan metode Dalam Jaringan (Daring).

Fahrudin Widodo menerangkan, “Oleh karena itulah, jika beberapa variabel instrumen sudah terpenuhi, maka hasilnya nanti akan diproses lebih lanjut bersama seluruh jajaran OPD dengan harapan bisa diselenggarakan pembelajaran normal seperti sediakala.”

Lebih lanjut Sekretaris Disdikbud Kabupaten Jombang, Jumadi, S.Pd., M.Si. menerangkan bahwa pemilihan satuan pendidikan dalam monev kali ini memang dipilih secara acak, tujuannya untuk mengetahui fakta sesungguhnya di lapangan.

“Hasil monev ini juga akan dilakukan pembinaan oleh setiap OPD pada seluruh satuan pendidikan sampai bulan Desember. Apabila sampai Januari, protokol kesehatan, fasilitas penunjang kesehatan sudah dibenahi, maka PTM bisa dinaikkan menjadi 70% atau 100 %,” pungkas Jumadi.

Reporter/Foto: Donny/Rabithah
Lebih baru Lebih lama