Kover depan buku Peta Petualang. (Chicil)


Judul Buku : Peta Petualang

Penulis : Miftakhul Fitriyah

Editor : Tim Kun Fayakun

Penerbit : Kun Fayakun Anggota IKAPI

Kota Penerbit : Ngoro, Jombang

Terbit : April 2019

Cetakan : Pertama, 2019

Tebal Buku : 52 Halaman

Ukuran : 15 cm x 23 cm

ISBN : 978-623-210-392-4

DIWEK –
Membaca Peta Petualang Media Inovatif Belajar Sejarah yang Menyenangkan karya Miftakhul Fitriyah Guru di SDN Balongbesuk I Diwek seakan diajak berjalan dalam kisah pembelajarannya bersama peserta didik di tempat nya mengampu. Sebab lengkap sekali hasil tangkapan pembelajaran yang sudah berlangsung oleh masing-masing peserta didiknya dari awal prosesnya.

Namun demikian Miftakhul Fitriyah mengajak seluruh pembaca menyadari menciptakan kemasan pembelajaran sejarah yang menyenangkan adalah sebuah kewajiban. Jikalau tidak sangat besar sekali kemungkinan peserta didik akan cepat tiba pada titik kejenuhan. Terlebih lagi dalam Kurikulum 2013 (K13) dalam penyampaian pembelajaran sejaran di buku utama rujukan pembelajaran masih sangat konvensional. Selain itu tidak adanya media pembelajaran yang menyertainya sangat memudahkan mematahkan semangat peserta didik.

Asyiknya dari sini dijelaskan keterlibatan guru dan peserta didik sejak dari awal pembuatan. Menjadikan guru pun turut meningkatkan kompetensi profesional maupun pedagogik. Searah dengan itu kian terampil membuat media pembelajaran yang mudah namun menyenangkan.

Dampaknya dapat dirasakan misalnya melihat peserta didik tidak fokus, merasa kantuk, hingga memilih pasif. Sementara guru pun seringkali dibuat mati kutu karena terbatasnya media pembelajaran. Oleh karenanya, inovasi menjadi sebuah kebutuhan wajib yang harus ada.

Dalam buku ini menawarkan media pembelajaran yang mumpuni digunakan ialah Peta Petualang. Mengadopsi permainan ular tangga yang telah jamak dimainkan oleh peserta didik di rumah. Tetapi dalam Peta Petualang ini disesuaikan dengan kebutuhan sejarah. Tak ayal isinya pun berisikan informasi mengenai sejarah dan kebudayaan Indonesia. Kemudian terdapat kartu yang disertai tantangan.

Baca Juga: UKKS 2021 Menyisakan 9 Kepala Sekolah

Tantangan itu harus dikerjakan oleh peserta didik. Senyampang itu pula ada kuis yang menggembirakan. Pada akhirnya peserta didik di dalam pembelajaran sejarah tersebut seakan diajak untuk bermain namun masih dalam koridor belajar sejarah.

Asyiknya dari sini dijelaskan keterlibatan guru dan peserta didik sejak dari awal pembuatan. Menjadikan guru pun turut meningkatkan kompetensi profesional maupun pedagogik. Searah dengan itu kian terampil membuat media pembelajaran yang mudah namun menyenangkan. Imbasnya peserta didik pun tumbuh motivasi belajar, aktifitasnya, sampai meningkatkan hasil belajar.

Peresensi : Chicilia Risca Y.

Lebih baru Lebih lama