Satu porsi lengkap bakso kepala sapi Tebuireng. (Rabithah)


DIWEK – Menyantap bakso mungkin sudah biasa bagi kita. Karena penjual makanan ini cukup banyak. Bak jamur di musim penghujan, hampir saban sudut mata memandang pasti bakal kita temukan penjual bakso. Namun bagaimana jika kali ini kita mencoba menikmati Bakso Kepala Sapi?

Sekilas pasti tak dapat membayangkan. Kepala sapi diletakkan dalam sebuah mangkuk bakso. Selain itu pula sejumlah sketsa gambaran berkelinang yang memenuhi imaji rasanya cukup mengerikan.

Nah, agar tak sampai terlampau jauh terbawa dengan angan yang belum jelas juga, saya mengajak Anda pada edisi ini menjajal Bakso Kepala Sapi racikan Sri Mulyaningsih yang beralamatkan di Jalan KH. Hasyim Asy’ari Jombang. Lokasinya tak jauh dari Pondok Pesantren Tebuireng, Kecamatan Diwek.

Peracik Bakso Kepala Sapi, Sri Mulyaningsih, mulanya dagangan yang ia jajakan memang ingin tampil beda. Tak disangka digemari banyak pembeli.

Sebenarnya ketika memesan cukup membuat bergidik bulu kuduk. Hal itu lantaran tak bisa terbayangkan jika benar-benar kepala sapi yang datang. Bagaimana memakannya, ditambah dengan muka sapi yang seakan melihat kita.

Baca Juga: Rikan Generasi Keempat Reog Singo Ludoyo

Tetapi begitu pesanan saya datang, langsung saja sirna pengandaian yang sempat tersemat tadi. Ternyata Bakso Kepala Sapi memiliki penampakan yang serupa dengan bakso kebanyakan, yakni berbentuk bulat. Hanya saja sekilas terlihat ada bintik kecoklatan pada Bakso Kepala Sapi itu.

Setelah dicoba, baru tahu bila kepala sapi yang dimaksudkan ternyata telah dicacah sehingga dapat dicicip dengan penuh kelezatan. Sebab cacahan baik itu daging tipis, tulang muda, urat, hingga lemak yang berada di kepala sapi dicampur dalam adonan bakso. Sehingga terjawab warna kecoklatan tadi adalah karenanya.

Satu porsi lengkap bakso kepala sapi Tebuireng. (Rabithah)

Begitu di gigit, dahsyatnya tak karuan. Perpaduan yang sangat pas antara adonan bakso dan cacahan pelbagai bagian dalam kepala sapi tersebut. Dilengkapi dengan menyeruput kuahnya yang gurih tiada tanding, seolah-olah mencapai puncak menikmati bakso siang itu.

Sri Mulyaningsih dan suami, pemilik warung bakso kepala sapi Tebuireng. (Rabithah)

Diceritakan oleh peracik Bakso Kepala Sapi, Sri Mulyaningsih, mulanya dagangan yang ia jajakan memang ingin tampil beda. Tak disangka digemari banyak pembeli. Sehingga sejak buka tahun 1985 sampai sekarang menjadi sebuah santapan wajib bila berkunjung ke Tebuireng.

Warung bakso kepala sapi Tebuireng tampak depan. (Rabithah)

Seporsi kecil Bakso Kepala Sapi dihargai hanya Rp 8 ribu. Sedangkan porsi jumbo Rp 10 ribu. Jadi dijamin mencicipi olahan berbeda dari bakso tersebut, tak akan memangkas isi kantong. Buka dari pukul 09.00 WIB sampai dengan 21.00 WIB. Selamat menikmati! Saya lanjutkan makan dulu ya.

Reporter/Foto: Rabithah Maha Sukma

Lebih baru Lebih lama