Bagian Pengawas Koplat Jawa Timur, Ali Zubaidi. (Rabithah)


DIWEK – Boleh dikata lobster adalah hewan laut yang terbilang cukup mahal. Harga olahan lobster biasanya mencapai puluhan hingga ratusan ribu rupiah. Selain memang terkenal tidak jamak di pasaran, juga peminatnya relatif banyak. Wajar bila harganya sampai menyundul langit.

Namun setelah terbentuknya Koperasi Lobster Air Tawar (Koplat) Jawa Timur, pada Minggu (12/9) di Dusun/Desa Watugaluh, Kecamatan Diwek, sangat memungkinkan kedepannya harga lobster lebih terjangkau. Bahkan dapat lebih mudah ditemui di pasaran sehingga semua lapisan masyarakat bisa menikmatinya.

Pada dasarnya budidaya lobster air tawar itu mudah. Hanya membutuhkan keuletan sekaligus kemauan untuk belajar. Hal itu dikarenakan lobster air tawar rentan mati.

Acara yang menerapkan protokol kesehatan secara ketat tersebut dihadiri oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Jombang, hadir pula Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Jombang.

Baca Juga: Cara Peserta Didik Cepat Pahami Pembelajaran

Disampaikan Ketua Koplat Jawa Timur, Mohammad Ali Murtadlo yang telah menekuni budidaya lobster dari tahun 2014 bahwa Koplat adalah terobosan baru di dunia perikanan lingkup Jawa Timur. Hingga kini telah memiliki 45 anggota inti dari sekitar 200 pembudidaya lobster yang ada di kabupaten/kota di wilayah provinsi ujung Pulau Jawa ini.

Pusat Koplat yang bertempat di Desa Watugaluh, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. (Rabithah)

“Pembentukan Koplat ini tentunya sebagai wadah pembudidaya lobster guna mendapatkan pembaruan informasi, benih, obat, sumber makanan, bahkan nantinya mampu menjaga kestabilan harga pasaran. Bagi yang ingin bergabung tinggal membayar simpanan pokok sebesar Rp 100 ribu, kemudian dapat mengikuti segala pelatihan yang digelar,” ungkap Mohammad Ali Murtadlo yang juga guru di SMP Negeri 1 Ngoro ini.

Acara Peresmian Koplat Jawa Timur. (Rabithah)

Bagian Pengawas Koplat Jawa Timur, Ali Zubaidi menuturkan, nantinya setiap bulan pihaknya berkeliling ke kabupaten/kota se-Jawa Timur guna memberikan penyuluhan maupun pelatihan kepada pembudidaya lobster. Dengan demikian akan semakin menyemai pembudidaya lobster yang berkualitas baik wawasan atau pun hasil.

Salah satu jenis lobster air tawar yang dibudidayakan bernama Red Claw. (Rabithah)

Ali Zubaidi menjelaskan, pada dasarnya budidaya lobster air tawar itu mudah. Hanya membutuhkan keuletan sekaligus kemauan untuk belajar. Hal itu dikarenakan lobster air tawar rentan mati.

“Kalau belajar terus tiap harinya, maka bukan tidak mungkin akan menemukan formula pembudidayaan yang tepat. Misalnya soal pemberian pakan, dapat memakai langsung dari olahan parbik maupun limbah rumah tangga seperti nasi dan sayuran,” pungkasnya.

Reporter/Foto: Rabithah Maha Sukma

Lebih baru Lebih lama