Suasana vaksinasi kepada pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang. (Donny)


JOMBANG – Upaya pemerintah dalam membentengi masyarakat dari serangan Covid-19 adalah dengan melakukan program vaksinasi yang serentak dilakukan di seluruh Nusantara. Namun masih ada ada sebagian yang beraganggapan miring terhadap program vaksinasi ini. Meskipun dengan banyaknya varian vasksin, pemerintah menjamin keamanannya karena dapat meningkatkan sistem imun tubuh dalam membendung penularan Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jombang, drg. Budi Nugroho, MPPM. pun tiada mengelak bahwa ada sebagian yang masih ragu hingga takut untuk di vaksin. Namun sekarang ini antusias masyarakat untuk mengikuti vaksinasi memang mengalami peningkatan, seiring dengan tingginya kasus positif Covid-19 beberapa bulan lalu. Selain itu sudah terbangun wawasan yang baik soal vaksinasi yang di gelar oleh pemerintah tujuannya adalah untuk kebaikan bersama.

Pada Vaksin Sinovac, dosisnya ialah 0,5 cc sama dengan Astrazeneca dan Moderna. Bedanya ialah interval masa suntikannya. Untuk jenis Sinovac 2-4 minggu dua kali suntikan, ini sama dengan jenis Moderna.

“Untuk dosis pertama, 65.44% ini berdasarkan jumlah masyarakat yang sudah tervaksin di Kabupaten Jombang sebesar 667.435. Demikian halnya pada dosis kedua, 42.22% jumlahnya berada di angka 430.620, dan dosis ketiga untuk tenaga kesehatan (nakes) ialah 0.40% dengan jumlah 4.036. Jumlah tersebut secara umum sudah baik, dari ketentuan nasional yang mengharuskan kekebalan kelompok di persentase 70%,” ujar Budi Nugroho.

Baca Juga: SDN Mojokambang II Bandar Kedungmulyo Google Workspace Mencetus Pembelajaran Lebih Mudah

Perlu diketahui pemerintah daerah dalam proses vaksinasi tidak bisa menentukan pilihan pada satu jenis vaksin tertentu. Semuanya telah ditentukan oleh pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Walhasil yang bisa dilakukan daerah ialah mempercepat kekebalan kelompok dalam jangka vaksinasi dosis I-II, sambungnya Budi Nugroho.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jombang, drg. Budi Nugroho, MPPM. saat ditemui di ruang kerjanya. (Donny)

Menambahkan penjelasan dari Budi Nugroho, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Jombang, dr. Achmad Iskandar Dzulqornain, MKP. menjabarkan, semua jenis vaksin Covid-19 yang berkembang saat ini semuanya bekerja untuk merangsang pembentukan kekebalan tubuh dalam kurun dua minggu setelah dosis kedua.

“Untuk bahan setiap vaksin memang berbeda. Vaksin Sinovac menggunakan bahan asli virus corona yang dimatikan (inactivated virus). Vaksin Astrazeneca berbahan virus tiruan (viral vector), sama dengan Vaksin Jhonson. Kemudian untuk Vaksin Moderna terbuat dari bagian dari virus korona yang disebut Messenger RNA sama halya dengan Vaksin Pfizer,” jelas Achmad Iskandar Dzulqornain.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jombang, dr. Achmad Iskandar Dzulqornain, MKP. (ist)

Disinggung mengenai dosis dari masing-masing vaksin, pria berkacamata ini mengatakan, Pada Vaksin Sinovac, dosisnya ialah 0,5 cc sama dengan Astrazeneca dan Moderna. Bedanya ialah interval masa suntikannya. Untuk jenis Sinovac 2-4 minggu dua kali suntikan, ini sama dengan jenis Moderna. Sedangkan untuk jenis Astrazeneca masanya 8-12 minggu. Masa interval suntikan ketiga jenis vaksin tersebut berbeda dengan booster untuk tenaga kesahatan yang hanya membutuhkan satu kali suntik 0,5 cc.”

Terakhir, Achmad Iskandar Dzulqornain juga menegaskan bahwa vaksin bukan jaminan untuk terbebas 100% dari serangan Covid-19. Terpenting ialah menerapkan protokol kesehatan melalui 5 M sesuai standart yang telah ditetapkan.

Reporter/Foto: Donny Darmawan/Istimewa

Lebih baru Lebih lama