Kondisi Talang Kluntung berupa pipa irigasi tinggalan masa Hindia-Belanda, yang masih digunakan oleh masyarakat untuk pengairan sawah. (ist)


JOGOROTO – Kisah masa lampau masih terekam baik dari pelbagai benda-benda peninggalan yang ada hingga sekarang. Selaiknya di Dusun Caruban, Desa Alang-alang Caruban, Kecamatan Jogoroto. Hinggi kini masih terdapat jejak pengairan persawahan yang diduga telah di bangun semenjak era kolonial. Masyarakat setempat lebih mengenalnya dengan sebutan Talang Kluntung.

Mantan Kepala Dusun Caruban, Husnul Wafa’ membenarkan bila keberadaan Talang Kluntung sangat bermanfaat bagi petani. Hingga kini pun masih dimanfaatkan sebagai salah satu sumber pengairan sawah.

Sebelum adanya Talang Kluntung ini, sawah masih tadah hujan. Irigasi belum terbentuk seperti saat ini. Oleh sebab itu, jasa Yai Mat juga besar terhadap keberlangsungan pertanian di Desa Alang-Alang Caruban, khususnya di Dusun Caruban.

“Menurut kisah para sesepuh terdahulu, awal mula keberadaan Talang Kluntung ini, berkaitan erat dengan upaya kepala desa generasi ketiga di Alang-Alang Caruban, Yai Mat guna menyuplai perairan sebagai modal utama bercocok tanam masyarakat. Akan tetapi pipa tidak asli berasal dari Desa Alang-Alang Caruban, melainkan dibeli oleh Yai Mat dari Dusun Suko, Desa Sukosari, Kecamatan Jogoroto. Barulah pipa dipasang di sisi Selatan persawahan Dusun Caruban. Perihal tahun pembelian serta pemasangannya memang belum banyak yang mengetahui pastinya, akan tetapi semenjak era kemerdekaan Talang Kluntung sudah ada,” ungkap Husnul Wafa’.

Baca Juga: SDN Tapen Kudu Fasilitasi Kelompok Literasi

Pemasangan Talang Kluntung di sisi Selatan Dusun Caruban memang cukup beralasan. Hal ini juga dijelaskan oleh Kepala Urusan Pembangunan Desa Alang-Alang Caruban, Laden. Diceritakan bahwa pemasangan Talang Kluntung yang memiliki diameter 70 cm, dengan panjang 16 meter dan melintang diatas sungai tak lain agar persawahan Dusun Caruban mendapat pengairan dengan laik. Sebab jika tak didukung dengan keberadaan Talang Kluntung, dipastikan masyarakat Dusun Caruban kesulitan bercocok tanam.

Salah seorang warga ketika sedang berteduh di bawah rimbun pepohonan yang menaungi Talang Kluntung dan menunjukkan perbatasan persawahan Dusun Caruban dengan Dusun Jarak. (Donny)

Laden menambahkan, kontur persawahan di Dusun Caruban yang berbatasan dengan Desa Jarak memang lebih tinggi daripada sungainya. Sehingga, air akan sulit jika hendak dialirkan ke persawahan di atasnya. Maka dengan adanya Talang Kluntung, pengairan untuk persawahan Dusun Caruban dapat lancar karena airnya langsung dari sungai yang ada di Desa Jarak.

Mantan Kepala Dusun Caruban, Khusnul Wafa’ yang menjabat pada tahun 1993, saat ditemui di area persawahan di Dusun Caruban. (Donny)

Laden memaparkan, “Sebelum adanya Talang Kluntung ini, sawah masih tadah hujan. Irigasi belum terbentuk seperti saat ini. Oleh sebab itu, jasa Yai Mat juga besar terhadap keberlangsungan pertanian di Desa Alang-Alang Caruban, khususnya di Dusun Caruban. Atas jasa beliau masyarakat hari ini bisa melakukan tiga kali proses tanam setiap tahunnya.”

Reporter/Foto: Donny Darmawan/Istimewa

Lebih baru Lebih lama