Sampul depan buku Babad Lembah Selo Lanang. (ist)


Judul Buku : Babad Lembah Selo Lanang

Penulis : Jumain

Penyunting : Dandy
 
Penerbit : Boenga Ketjil

Tahun Terbit : Juni 2021

ISBN : 978-623-6511-65-7

Halaman : xii + 66

Ukuran : 14 x 21 cm

JOMBANG – Nama Dusun Rapah Ombo bagi sebagian masyarakat Kota Santri masih terdengar asing. Namun siapa sangka, wilayah Lembah Selo Lanang yang dikelilingi perbukitan, tepatnya di Desa Klitih, Kecamatan Plandaan ini memiliki kisah yang menarik untuk ditelisik.

Benar saja ketika mulai membuka lembar buku yang ditulis Jumain, pembaca akan dihadapkan dengan kisah perjalanan hidup Mbah Surosono. Dia adalah tokoh utama, sang pembabah alas Rapah Ombo yang memiliki keahlian sakti mandraguna dan pendekar pilih tanding. Sayangnya kesaktian beliau digunakan untuk merampas sesuatu yang bukan haknya, hingga dijuluki Macan Rapah Ombo.

Tak sendiri dalam membangun peradaban di Dusun Rapah Ombo, Mbah Surosono dibantu oleh tiga pengembara pasangan suami istri yang berasal dari Kabupaten Bojonegoro. Silsilah keluarga Mbah Surosono dan ketiga saudaranya ini juga disampaikan Jumain secara detail nan lengkap beserta foto yang membantu pembaca agar tidak memahami teks secara ahistoris.

Babad Lembah Selo Lanang bisa menjadi referensi yang detail terkait sejarah Dusun Rapah Ombo. Sekaligus membantu pengembangan imaji pembaca dalam lintasan sejarah baik di masa lalu maupun di masa mendatang.

Setelah dibuat merinding atas suguhan kisah para pembabah Dusun Rapah Ombo, cerita berlanjut pada perjuangan heroik Jenderal Kertato dan Mbah Ban. Pada masa perang kemerdekaan terdapat tentara yang datang ke Dusun Rapah Ombo guna meminta bantuan untuk dibuatkan tempat tinggal sementara. Jenderal Kertato yang akrab dipanggil Pak Karet dan pasukannya, akhirnya menempati Dusun Rapah Ombo sebagai markas, tak ayal perang melawan Kolonial Belanda pun dilakoni hingga tak sedikit rakyat Rapah Ombo turut terjun ke medan tempur, guna membantu Pak Karet berperang.

Baca Juga: Daima Akademi Nusantara Membuka Mimpi Bekerja di Luar Negeri

Kisah selanjutnya beralih di era pemerintahan pertama Dusun Rapah Ombo yang ditandai dengan ditunjuknya Mbah Ban sebagai kepala dusun pertama. Pada era ini, Jumain sudah mulai menjelaskan pelbagai perkembangan sosial budaya masyarakat yang meliputi, kesenian, pendidikan, tradisi, ekonomi, pertanian, serta infrastruktur dusun, berupa pembukaan akses jalan.

Rentetan cerita yang disuguhkan Jumain, dapat memainkan perasaan pembaca sampai dibuat merinding. Seolah-olah kita diajak untuk berpetualang dan menyingkap misteri dan sejarah Dusun Rapah Ombo. Secara keseluruhan buku yang memiliki sampul berupa hamparan hutan Lembah Selo Lanang ini nyaman untuk dibaca. Serta memiliki karakter dalam pembawaan alur cerita yang belum diketahui masyarakat luas. Bahasanya pun cukup sederhana, sehingga mudah dipahami, dari kalangan pelajar hingga dewasa. Walaupun tak dipungkiri secara kebakuan kata masih terdapat beberapa kesalahan dan kurangnya gambaran Rapah Ombo di masa depan seperti yang ditulis dalam judul.

Terlepas dari kekurangan yang ada, Babad Lembah Selo Lanang bisa menjadi referensi yang detail terkait sejarah Dusun Rapah Ombo. Sekaligus membantu pengembangan imaji pembaca dalam lintasan sejarah baik di masa lalu maupun di masa mendatang.

Peresensi: Rabithah Maha Sukma
Lebih baru Lebih lama