Salah satu jaringan Biogas yang sudah dapat dimanfaatkan oleh warga. (Ist)


KABUH – Potensi peternakan sapi di Desa Banjardowo, Kecamatan Kabuh sudah tak diragukan lagi keunggulannya. Tidak hanya bertumpu pada hasil ternak, kini melalui tangan dingin perangkat desa bersama Kader Pembangunan Masyarakat Desa (KPMD) mulai melebarkan sayap dengan membangun jaringan Biogas dari limbah kotoran sapi.

Sekretaris Desa Banjardowo Kecamatan Kabuh, Ahmad Saifudin. Mengisahkan bahwa awal mula tercetus program jaringan Biogas lantaran terdapat keresahan masyarakat kurang mampu terkait melambungnya harga LPG. Gayung pun bersambut pada tahun 2018 PLN mengetahui kebutuhan dan potensi yang ada di desa, sehingga bersedia memberikan bantuan dengan mekanisme Corporate Social Responsibility (CSR) berupa jaringan Biogas.

Saat itu anggota KPMD selain disibukkan dengan pembangunan jaringan Biogas, kami juga mengupayakan program majelis taklim, green house, pembuatan pupuk organik dan posyandu.

“Instalasi jaringan Biogas telah di bangun di beberapa titik, nantinya akan dialirkan ke rumah warga yang terjangkau pipa. Pembuatan jaringan Biogas ada dua model yakni fiber dan beton, namun model beton atau cor lebih kita pilih dikarenakan biaya yang dibutuhkan lebih murah. Langkah pembangunan dimulai dengan menyiapkan lokasi dan bahan jaringan, setelah itu agar dapat dinikmati hasilnya maka disediakan pula alat dan bahan bakar jaringan seperti, kompor, lampu dan instalasi kelistrikan,” ungkap pria yang juga menahkodai kelompok peternak Lembu Jalak itu.

Baca Juga: SMP Negeri 2 Perak Memulai PTM dengan CERIA

Ditemui di tempat berbeda Ketua KPMD Banjardowo Kabuh, Lilik Setiowati menceritakan bahwa saat ini terdapat lima titik jaringan Biogas. Namun karena keterbatasan pipa dan daya yang dihasilkan hanya mampu di alirkan lebih kurang enam rumah warga dengan catatan tak pernah habis di pakai, baik itu lampu ataupun kompor. Api yang dihasilkan juga dapat dikatakan lebih baik dari LPG. Secara kasat mata api berwarna biru sehingga panas yang dihasilkan lebih rata dan stabil, berbeda dengan LPG yang menghasilkan api merah ke biruan.

Ketua program Biogas Desa Banjardowo, Lilik Setiowati. (Rabithah)

Lilik Setiowati yang tergabung dalam Koperasi Wanita Desa Banjardowo Kabuh mengatakan, “Terkait upaya kami dalam menggapai predikat KPMD berprestasi Tahun 2020 yang diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kabupaten Jombang. Saat itu anggota KPMD selain disibukkan dengan pembangunan jaringan Biogas, kami juga mengupayakan program majelis taklim, green house, pembuatan pupuk organik dan posyandu. Namun berkat saran dari perangkat desa, yang kami ajukan untuk lomba adalah jaringan Biogas. Persiapan presentasi hanya kami lakukan tak lebih dari dua hari.”


Sekretaris Desa Banjardowo Kecamatan Kabuh, Ahmad Saifudin. (Ist)

Ahmad Saifudin menambahkan bahwa jaringan Biogas yang sudah berhasil terbangun dapat menjadikan Desa Banjardowo lebih mandiri secara energi. Dapat mengurangi beban peternak yang dahulunya langsung membuang kotoran sapi di sawah atau kebun, kini diolah terlebih dahulu untuk Biogas, selanjutnya limbah tersebut dapat menghasilkan pupuk organik yang lebih maksimal manfaatnya bagi kemajuan sektor pertanian.

Reporter/Foto: Rabithah Maha Sukma/Istimewa

Lebih baru Lebih lama