Ilustrasi Peserta Didik Sedang Belajar Online. (Istimewa)


Sri Sarjono, S.Pd.SD.*

Penerapan pembelajaran online dilakukan melalui beberapa macam media. Media tersebut digunakan dengan tujuan agar materi dapat tersampaikan kepada peserta didik. Macam-macam media pembelajaran online yang menarik belajar peserta didik antara lain:

1. Pembelajaran berbasis E-learning


Menurut Faridatun (2017:2) e-learning merupakan metode pembelajaran yang memanfaatkan Informasi Teknologi (IT) berbasis website yang dapat diakses dari jarak jauh sehingga pembelajaran yang dilakukan tidak hanya terpaku dalam ruang kelas dan dalam jam tertentu saja tetapi juga dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Pembelajaran ini merupakan inovasi baru dalam pendidikan di mana memberi peran dan fungsi yang berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Istilah-istilah dalam mengungkapkan pendapat tentang pembelajaran elektronik yaitu e-learning, internet-enable learning, virtual learning, atau web-based learning, web-based distance education, e-learning, dan web-based teaching and learning.

Berikut beberapa syarat yang terdapat pada pembelajaran e-learning, antara lain:

a) Pembelajaran dilakukan dengan pemanfaatan jaringan, jaringan dalam pengertian ini yaitu dibatasi pada penggunaan internet, mencakup LAN atau WAN dalam bentuk website eLearners.com.

b) Tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik, contohnya CD-ROM atau bahan cetak.

c) Tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu peserta didik apabila mengalami kesulitan.

d) Adanya lembaga yang menyelenggarakan kegiatan e-learning.

e) Sikap positif dari peserta didik dan tenaga kependidikan terhadap teknologi komputer dan internet.

f) Rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajari oleh setiap peserta didik.

g) Sistem evaluasi terhadap kemajuan atau perkembangan belajar peserta didik.

h) Mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga penyelenggara.

2. Video

Penggunaan video dalam menyampaikan materi kepada peserta didik merupakan suatu inovasi guru dalam pembelajaran. Penerapan video pembelajaran akan membantu guru dalam penyampaian bahan ajar, dan efektif digunakan pada masa pandemi Covid-19 ini. Guru tidak harus bertatap muka langsung dengan peserta didik dalam menyalurkan materi, namun guru hanya membuat suatu interaksi dari pembuatan video, lalu peserta didik akan mempelajarinya.

Baca Juga: Ceruk Calon Kepala Sekolah 2021

Menurut Hamdan Husein (2020:78-79) pada penerapan video pembelajaran atau mata kuliah dalam hal ini menerapkan video untuk peserta didik sekolah dasar dapat dilakukan dengan empat tahap, antara lain:

Tahap Pra Produksi (Persiapan)

a) Tahap ini merupakan aktivitas awal sebelum perekaman video, pada tahap ini juga penting dilakukan untuk mempersiapkan pembuatan video yang sesuai dengan harapan (Labasariyani dan Marlinda, 2014:95). Terdapat beberapa langkah dalam persiapan pembuatan video, yaitu:

1. Menganalisis tujuan dan materi pelajaran.

2. Menganalisis referensi yang memaparkan tentang video pembelajaran.

3. Berdiskusi dengan peserta didik seputar ciri video pembelajaran yang diharapkan peserta didik.

4. Menulis rancangan materi video dalam bentuk skrip

5. Mempersiapkan peralatan shooting di kamar studio buatan sendiri seperti lampu, kamera, kain hijau, perangkat komputer atau laptop, dan alat visualisasi materi lainnya, ataupun menggunakan ruangan lain yang nyaman untuk membuat konten video pembelajaran.

6. Mengatur jadwal perekaman.

7. Mengatur tata letak alat yang digunakan dalam proses perekaman.

8. Berlatih berbicara di depan kamera sesuai dengan skrip yang sudah dibuat.

b). Tahap Produksi (Perekaman)

Tahap produksi merupakan tahap proses shooting atau pengambilan gambar, merekam suara, dan memotret objek yang diperlukan dalam memproduksi sebuah video pembelajaran atau tutorial (Asmara, 2015:166). Kegiatan merekam ini dapat dilakukan di dalam rumah atau indoor shooting bertujuan agar terhindar dari suara bising dari luar, mengoptimalkan penataan pencahayaan lampu, serta memudahkan pembuatan video itu sendiri. Alat perekam yang digunakan guru dalam pembuatan video dapat dengan kamera handphone ataupun dengan kamera modern lainnya.

c). Tahap Purna Produksi (Penyelesaian)

Tahap ini merupakan tahap dimana hasil rekaman video diedit supaya lebih bagus sesuai dengan skrip yang telah disusun (Fajar, 2017:13-14). Pengeditan dilakukan untuk tampilan gambar pada setiap susunannya, mengedit suara pada video agar lebih jelas, tampilan video dapat diberi teks, gambar ilustrasi, dan juga panah petunjuk.

d). Tahap Implementasi (Pelaksanaan)

Menurut Hamdan Husein (2020:7) penerapan video pembelajaran sebagai media belajar pada masa pandemi Covid-19 ini dapat dilakukan dengan cara membagikan video tersebut melalui WhatsApp Grup kelas peserta didik dan Google Classroom. Kemudian memberikan bimbingan kepada peserta didik seputar kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran seperti berdiskusi tentang isi video, mempraktikkan materi video, dan membuat produk media pembelajaran yang inovatif berdasarkan materi yang telah dijelaskan melalui video tersebut.

3. WhatsApp Grup

Aplikasi WhatsApp merupakan salah satu media komonikasi yang dalam penggunaannya harus melalui install terlebih dahulu di smartphone, berfungsi sebagai alat komonikasi berupa chat dengan mengirimkan pesan baik itu pesan teks, gambar, video, maupun telepon. Penggunaan WhatsApp membutuhkan paket data dalam kartu telepon pemilik (Suryadi dkk, 2018:5).

Penggunaan WhatsApp memungkinkan penggunanya untuk dapat bertukar pesan tanpa biaya SMS karena WhatsApp Messenger menggunakan paket data internet yang juga digunakan ketika memakai email ataupun browsing. WhatsApp menggunakan koneksi 3G/4G maupun jaringan WiFi dalam mengaplikasikannya. Penggunanya bisa berkomunikasi melalui obrolan secara online, berbagi macam-macam file, mengirim foto atau video.

Menurut Wildan dan Prarasto (2019:54) aplikasi WhatsApp mempunyai fitur yang dapat menyimpan dokumen dengan baik seperti Microsoft Office dan Pdf. Pada kegiatan berbagi dokumen menggunakan WhatsApp akan lebih mudah dengan format tersebut. Aplikasi WhatsApp bisa digunakan untuk meneruskan pesan sehingga memudahkan peserta didik jika ingin berbagi pesan dengan peserta didik yang lainnya.

Misalnya ada peserta didik yang catatan materi di sekolah kurang lengkap lalu meminta bantuan kepada teman yang lain yang memiliki catatan materi lebih lengkap maka ia bisa membagikannya dengan fitur forward (meneruskan). Fitur ini bertujuan agar memudahkan peserta didik untuk mengirim maupun melanjutkan ke teman yang lain tanpa harus membuka file manager di smartphone.

Salah satu manfaat dari penggunaan aplikasi WhatsApp yakni dapat melaksanakan pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan fitur voice note (pesan suara). Pada kegiatan ini peserta didik dan guru dapat bergabung dalam satu grup tertentu dalam aplikasi WhatsApp, pembelajaran jarak jauh dapat terjadi jika guru tidak bisa mengajar secara langsung. Guru membagikan materi kepada peserta didik melalui fitur grup tersebut atau hanya sekadar memberikan pengumuman. Selain dengan voice note, guru juga dapat membagikan materi berupa teks microsoft office, Pdf, foto, dan video.

Media sosial WhatsApp juga bisa digunakan untuk berdiskusi, baik guru dengan peserta didik maupun antar peserta didik. Pembelajaran ini dapat dimulai ketika guru memberikan materi pelajaran kepada peserta didik yang terdapat dalam grup, lalu guru memberi arahan pada peserta didik untuk mengerjakan soal tersebut. Peserta didik juga bisa memberikan pendapatnya yang disertai nama dan nomor absensi sebagai identitas agar guru dapat memberi penilaian terhadap semua peserta didik yang berpartisipasi dalam grup tersebut.

Pada pembelajaran jarak jauh ini guru harus bisa membuat suatu inovasi baru dalam menyusun materi supaya menarik yang kemudian akan dikirim kepada peserta didik. Jika materi pembelajaran tidak diolah sedemikian rupa maka peserta didik akan merasa bosan, didukung juga dengan tidak adanya pertemuan langsung atau tatap muka antar peserta didik dan guru maka peserta didik akan merasa bingung dalam memahami materi tersebut (Wildan dan Prarasto, 2019:54).

*) SDN Pulorejo Tembelang

Lebih baru Lebih lama