Kepala Bidang Pembinaan SMP Disdikbud Kabupaten Jombang, Agus Suryo Handoko, S.Pd., M.MPd. saat melakukan Monev pada (26/10) bersama Staf Ahli Bupati Bidang Keuangan Perekonomian dan Pembangunan, Fahrudin Widodo, S.H. M.M. (Donny)


JOMBANG – Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas Tahap II sudah berlangsung dari September 2021. Pemerintah Kabupaten Jombang pun tak ingin membiarkan ini bergulir begitu saja, oleh karenanya melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) bersama dengan Organisasi Perangkat Daerah yang bersinggungan secara langsung. Utamanya dalam memblokade penyebaran Covid-19 di Kota Seribu Pesantren ini.

Monev berlangsung pada Selasa hingga Rabu (26-27/10) pada sejumlah satuan pendidikan pelbagai kecamatan di Jombang ini menemukan beberapa persoalan yang berbeda-beda di tiap jenjang pendidikan. Hasilnya di jenjang TK/RA masih didapati aktivitas berkerumun anak didik serta menurunkan masker. Sehingga guru mesti sigap menegur seraya mengingatkannya. Selain itu juga bila anak didik dalam satuan pendidikan lebih dari 150, maka wajib pembelajarannya dilakukan bergantian dengan dibuat skema sif dengan ketentuan satu kelas lima anak didik.

Sedangkan pada jenjang SD/MI diketahui bila jumlah toilet tidaklah memadai dengan jumlah peserta didik. Sehingga sangat mengkhawatirkan digunakan dalam waktu bersamaan dan mengakibatkan kerumunan. Sebab itu, Tim Monev memberikan rekomendasi mengajukan pembangunan toileti agar pola hidup sehat mampu dijalankan.

Andai sudah berjalan 100% nantinya mekanisme pembelajaran akan sama sebanyak delapan jam pembelajaran. Semua kelas memiliki jam masuk yang sama. Akan tetapi jam pulangnya berbeda, hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan adaptasi dari setiap satuan pendidikan.

Sementara itu di jenjang SMP/MTs Tim Monev menemukan beberapa sarana pendukung yang penting semacam tempat cuci air dan Thermogun tidak dapat digunakan dengan maksimal. Tentunya sangat disayangkan karena ini merupakan tahap pertama pencegahan penyebaran. Sehingga wajib di ganti sebagai upaya penegakan Protokol Kesehatan (Prokes) Covid-19.

Salah satu yang tergabung dalam Tim Monev, Staf Ahli Bidang Sumber Daya Masyarakat (SDM) dan Kemasyarakatan Pemerintah Kabupaten Jombang, Drs. Wignyo Handoko, M.Si. menyampaikan perihal temuan ini, harusnya terdapat komonikasi yang baik antara guru, wali maupun peserta didik, sehingga tercipta pola pembelajaran yang disiplin. Sekaligus bisa menjadi deteksi dini apabila terjadi suatu gejala di lingkup satuan pendidikan. Kemudian, terkait materi pembelajaran peserta didik sedari dini disematkan mindset Prokes, guru dapat menyisipkan dalam setiap materi ajarnya.

Baca Juga: Bantuan Motor Trail Buncah Loyalitas Guru Wilayah Terpencil

Sekretaris Disdikbud Kabupaten Jombang, Jumadi, S.Pd., M.Si. menerangkan bahwa pihaknya akan segera menindak lanjuti hasil Monev ini. Meskipun pada dasarnya sudah relatif berjalan baik, tetapi ketegasan harus terus dijalankan supaya memutus mata rantai penyebaran.

“Sesuai dengan ketentuan Kementerian, Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI pembelajaran di bulan Januari kemungkinan besar bisa terlaksana 100%. Meski demikian, seluruh satuan pendidikan tidak boleh larut dalam euforia berlebih. Upaya vaksin menyeluruh dan disiplin Prokes menjadi kunci membuka gerbang pembelajaran era new normal,” kata Jumadi.

Kepala Disdikbud Kabupaten Jombang, Agus Purnomo, S.H., M.Si. saat melakukan sidak PTM di SDN Jombang II pada bulan Oktober lalu. (Donny)

Andai sudah berjalan 100% nantinya mekanisme pembelajaran akan sama sebanyak delapan jam pembelajaran. Semua kelas memiliki jam masuk yang sama. Akan tetapi jam pulangnya berbeda, hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan adaptasi dari setiap satuan pendidikan. Semua mekanisme akan dibahas lebih lanjut bersama bidang pembinaan PAUD dan PNF, SD, dan SMP guna mendasari langkah pengambilan kebijakan dari Disdikbud Kabupaten Jombang untuk memulai pembelajaran di era new normal.

Jumadi mengatakan, “Jika awalnya pulang pukul 10.00 WIB, maka kedepan di era new normal akan sedikit ditambah jamnya satu sampai dua jam. Begitupula dengan kantin, harus menjaga kebersihan dan mewajibkan peserta didik tidak makan di kantin tetapi di kelas masing-masing. Sehingga tidak sampai berkerumun dalam waktu lama. Untuk ekstrakurikuler, sementara waktu hanya boleh kegiatan yang bisa dilakukan dengan menjaga jarak, seperti tari, dan senam. Jenis olahraga seperti Sepakbola dan Voli memang belum boleh dilaksanakan, sebab menggunakan alat yang disentuh bergantian.”

Reporter/Foto: Donny Darmawan

Lebih baru Lebih lama