Jajaran seluruh guru dan tenaga kependidikan SMP Negeri 1 Diwek. (Rabithah)


DIWEK – Menyandang predikat sebagai satuan pendidikan Adiwiyata Mandiri, membuat SMP Negeri 1 Diwek harus merubah segala aktivitas yang dijalankan sesuai semangat supremasi tertinggi penghargaan di bidang lingkungan tersebut. Mulai dari program, penyesuaian pembelajaran, ekstrakurikuler, serta kebiasaan pun harus memiliki hubungannya dengan pelestarian lingkungan.

Kepala SMP Negeri 1 Diwek, Drs. Muhlas, M.Si. mengatakan walaupun sejak 2008 konsep sebagai satuan pendidikan Adiwiyata digalakan, untuk mengajak seluruh civitas akademik akrab terhadap lingkungan ibarat tak semudah membalikkan telapak tangan. Namun optimis seiring dengan semuanya disinergikan dengan program Adiwiyata Mandiri, nantinya akan merubah paradigma hingga perilaku seluruh warga di SMP Negeri 1 Diwek.

“Selain mengkaitkan pembelajaran di kelas maupun ekstrakurikuler dengan program Adiwiyata Mandiri. Juga telah disediakan waktu khusus per minggunya selama dua jam yuntuk pembelajaran pendidikan lingkungan hidup secara monolitik. Dari materi pengolahan sampah dan budidaya tanaman atau hewan,” terang Muhlas.

Ekstrakurikuler mambatik dilakukan saban satu pekan sekali. Bisa intens apabila ada perlombaan atau proyek pesanan. Meskipun ada teknis pewarnaan dari yang alami dan sintetis, ternyata peserta didik lebih menyukai secara alami karena bahan-bahan tersedia di lingkungan sekitar.

Sementara itu ekstrakurikuler yang disambungkan dengan serangkaian program Adiwiyata Mandiri diantaranya dari ada Eco Wirausaha, Palang Merah Remaja, Karya Tulis Ilmiah Remaja, sekaligus Membatik. Kesemuanya harus dipraktikan oleh peserta didik supaya menyadari betapa pentingnya kecintaan terhadap lingkungan.

Disampaikan oleh Pembina Ekstrakurikuler Membatik, SMP Negeri 1 Diwek, Dra. Iriana Lastuti kegiatan bersama peserta didik pun di pungkasi dengan mempraktikan langsung cara membatik. Sebanyak 15 peserta didik yang tergabung dikenalkan tentang pelbagai model batik khas Jombang, selanjutnya diikuti dengan mencoba membatik secara langsung.

Baca Juga: Belajar Jurnalistik Positif

Iriani Lastuti menjelaskan, “Disini ekstrakurikuler mambatik dilakukan saban satu pekan sekali. Bisa intens apabila ada perlombaan atau proyek pesanan. Meskipun ada teknis pewarnaan dari yang alami dan sintetis, ternyata peserta didik lebih menyukai secara alami karena bahan-bahan tersedia di lingkungan sekitar. Akhirnya membuka kesempatan lebih mengenal terhadap lingkungannya.”

Membatik menggunakan pewarna alami disebut juga Eco Print, imbuh Iriani Lastuti. Sebelumnya peserta didik diminta mencari dedaunan sebagai bahan pewarna yang telah disepakati. Contohnya Kelor, Glodok, Jati, Mindi dan Truja.

Kepala SMP Negeri 1 Diwek, Drs. Muhlas, M.Si. (Rabithah)

Disamping itu di SMP Negeri 1 Diwek terdapat kegiatan yang paling dinantikan yaitu Pekan Belanja. Diselenggarakan setiap satu bulan sekali di Minggu keempat. Itu adalah kesempatan peserta didik dalam menjajakan hasil karyanya mulai dari beragam cinderamata, kain batik, kertas daur ulang, sayur, buah, tanaman hias, serta makanan maupun minuman olahan yang dijaga kebersihan dan kesehatannya.

Reporter/Foto: Rabithah Maha Sukma

Kiprah SMP Negeri 1 Diwek

a. Mewakili Kabupaten Jombang dalam Kontes Adiwiyata Tingkat ASEAN.

b. Juara I Desain Batik Jombangan dalam Rangka Perigatan Hari PGRI.

c. Juara Harapan II dalam Temu Karya Ilmiah.

Lebih baru Lebih lama