Ilustrasi Anak Sedang Belajar Online. (ist)


Yuliati*

Dalam dunia pendididkan ada 3 (tiga) aspek yang saling terkait yakni peserta didik, guru, dan wali peserta didik. Ketiga aspek ini tidak bisa dipisahkan karena menjadi dasar untuk mencapai keberhasilan pada dunia pendidikan.

Dilihat dari perspektif kehidupan di Indonesia masalah terbesar adalah dari gaya hidupnya. Hampir 80% adalah kurang disiplin, baik itu dari guru, peserta didik, dan wali peserta didik sangat lemah .Terutama disiplin waktu.

Secara logika bila faktor disiplin ini bisa dijalankan dengan baik, maka masalah yang timbul pada pembelajaran dengan media Dalam Jaringan (Daring) yang telah kita laksanakan pada masa pandemi ini tidak akan terjadi baik dari guru, peserta didik, dan wali peserta didik. Pada saat pembelajaran tatap muka di dalam kelas saja sudah banyak terjadi masalah, apalagi pembelajaran secara Daring. 60% yang menjadi kunci keberhasilan adalah mau disiplin.

Pencapaian target materi pembelajaran juga menjadi masalah yang sangat serius. Mungkin dari pihak guru sudah mengantisiapasi masalah ini. Tetapi apakah ini sudah dilakukan oleh peserta didik ataupun wali peserta didik? Saya kira tidak.

Paling utama dalam dunia pendidikan saat ini terutama pada musim pandemi yang mana pendidikan menggunakan proses belajar PJJ adalah disiplin dan jujur, selanjutnya unsur itu bisa menjadi ujung tombak dari keberhasilan pendidikan di masa pandemi.

Karena sudah menjadi tradisi dan budaya bahwa wali peserta didik melihat keberhasilan pendidikan putra putrinya dilihat dari hasil nilai saja. Padahal seharusnya peserta didik itu mengerti atau memahami materi pembelajaran yang diberikan oleh guru. Sedangkan ketika Daring berjalan yang terjadi pada wali peserta didik hanya menuntut anaknya mendapatkan nilai dan tidak pernah mau mengerti bagaimana nilai itu bisa didapatkan.

Sebetulnya masalah Daring ini bisa teratasi dengan baik dengan cara ada komonikasi yang baik dan benar serta jujur antara guru, peserta didik, serta wali peserta didik. Langkah ini harus dilakukan secara bertahap, materi pembelajaran harus tersampaikan dengan baik dan mudah, di samping itu wali peserta didik juga harus mau mendampingi putra putrinya pada saat mereka berada dalam kelas online, sehingga tahu apabila menemui kesulitan.

Baca Juga: Dana BPPDGS Cair

Karena sering kita tahu bahwa wali peserta didik banyak yang lebih mementingkan bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membiarkan buah hati mereka untuk belajar sendiri. Sehingga mengerjakan sekedar saja tanpa memelihat prosedur yang sudah di berikan oleh guru. Bahkan yang lebih memprihatinkan peserta didik hanya absen kemudian ditinggal bermain. Sehingga ketika anak tidak mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru, wali peserta didik juga tidak tahu dan baru menyadari ketika dipanggil ke sekolah dan diinformasikan tentang keadaan putra putrinya dalam pembelajaran Daring.

Bila hal ini tidak bisa terlaksana maka masalah yang timbul dalam proses Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ akan tidak pernah selesai dan menjadi fenomena dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu komonikasi timbal balik antara guru, peserta didik, wali peserta didik harus segera dilakukan karena kita tidak akan tahu sampai kapan Covid-19 berakhir. Justru yang harus dipikirkan adalah tatanan baru pada dunia pendidikan yang harus segera dipikirkan dan dilaksanakan sebagai tindakan antisipasi. Diantaranya harus menciptakan tatanan baru pada dunia pendidikan.

Saya kira yang harus kita pikirkan bersama adalah bagaimana menciptakan komonikasi yang baik, terbuka atau jujur terutama wali peserta didik bersedia menyampaikan dengan guru tentang keadaan anaknya yang sebenarnya. Selama ini dunia pendidikan di Indonesia, 80% wali peserta didik menyerahkan sepenuhnya kepada guru dan sekolah.

Semua ini terjadi karena ada 2 (dua) faktor penyebabnya yaitu kualitas dari pendidikan wali peserta didik kurang serta memang tidak mau tahu tentang pendidikan anaknya.

Pada proses belajar PJJ ini peserta didik dalam menerima materi dan menyelesaikan tugasnya pada masing masing mata pelajaran juga tidak sama. Untuk Mata Pelajaran (Mapel) IPA mungkin jauh lebih bisa cepat dan gampang untuk menyelesaikan. Berbeda kalau Mapel IPS harus lebih banyak Inovasi dan terobosan yang harus dilakukan. Dampak yang paling besar adalah Mapel Bahasa Indonesia maupun Inggris.

Terutama Bahasa Inggris karena bahasa asing. Ini banyak sekali kendalanya karena bahasa itu juga harus diucapkan sebagai bentuk keterampilan membaca dan apabila proses belajar PJJ guru harus berpikir sekaligus mencari media atau cara yang tepat untuk memberikan materi tersebut.

Paling mudah adalah Mapel matematika, sebab hitungan itu pasti jadi lebih enteng untuk memberikan metari ke peserta didik. Hanya saja sudah terlanjur peserta didik menganggap bahwa Mapel Matematika itu sulit karena dipikir kurang menarik dan membosankan.

Jadi dari seluruh paparan tadi dapat kita simpulkan bahwa yang paling utama dalam dunia pendidikan saat ini terutama pada musim pandemi yang mana pendidikan menggunakan proses belajar PJJ adalah disiplin dan jujur, selanjutnya unsur itu bisa menjadi ujung tombak dari keberhasilan pendidikan di masa pandemi.

*) Guru SMP Negeri Kudu

Lebih baru Lebih lama